Senin 19 Jan 2015 17:08 WIB

Kulit Kepala tidak Sehat, Sebabkan Kerontokan Rambut

Rep: Satya Festiani/ Red: Winda Destiana Putri
Rambut Rontok (ilustrasi)
Foto: Huffingtonpost
Rambut Rontok (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap orang mengalami kerontokan rambut. Rata-rata setiap orang kehilangan 50 hingga 100 helai rambut. Rambut rontok pada jumlah tersebut masih terbilang normal.

Hati-hati, rambut rontok bisa berarti penyakit. Seperti yand dikutip dari Prevention, Senin (19/1) terdapat 9 penyebab kerontokan rambut:

Sindrom Ovarium Polikistik

Sindrom ini disebabkan oleh tidak seimbangnya hormon sehingga ovarium memproduksi terlalu banyak hormon pria. Hal ini dapat menyebabkan seorang wanita menjadi tidak subur. Sindrom ovarium polistik (PCOS) dapat menyebabkan pertumbuhan rambut di muka, menstruasi yang tidak teratur, kerontokan rambut, jerawat dan kista.

Kulit kepala yang tak sehat

Kulit kepala yang tidak sehat menyebabkan inflamasi sehingga rambut kesulitan untuk tumbuh. Hal ini juga menyebabkan timbulnya ketombe karena seborrheic dermatitis. Jika menderita hal tersebut, disarankan untuk memakai sampo yang diresepkan dokter.

Alopecia areata

Alopecia areata adalah penyakit autoimmune dimana sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut. Penyebabnya adalah stres atau penyakit lainnya.

Alopecia areata menyebabkan sejumlah kerontokan yang disertai iritasi yang terjadi di kepala, alis dan kaki. Penderita juga dapat mengalami kebotakan total.

Penyakit ini dapat disembuhkan dengan intralesional corticosteroids. Penggunaan minoxidil (Rogaine) juga dapat membantu.

Penataan rambut yang berlebihan

Kebanyakan keramas, menata rambut dan mewarnai rambut dapat merusak rambut. Panas dan bahan kimia dapat melemahkan rambut, menyebabkan rambut menjadi patah dan rontok. Jika rontok disebabkan penataan yang berlebihan, rambut akan mudah patah. Pada rambut yang rontok karena hal-hal ini, penderita tidak akan menemui telogen pada ujung rambut yang rontok.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement