Rabu 24 Jun 2015 23:41 WIB

Jaga Hidrasi dan Raih Kemenangan Ramadhan

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Angga Indrawan
diskusi sehat Ramadhan oleh Danone Aqua.
Foto: dokpri
diskusi sehat Ramadhan oleh Danone Aqua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa. Bulan penuh keberkahan, bulan pengampun dosa. Ramadhan merupakan bulan segala pahala dilipatgandakan. Sudah sepatutnya umat Muslim berlomba-lomba meraih semua keistimewaan yang ada pada bulan suci ini. 

Agar ibadah berjalan lancar, penting bagi kita menjaga kesehatan. Salah satunya dengan memastikan keseimbangan air di dalam tubuh yang berfungsi menyalurkan nutrisi ke seluruh tubuh. 

Bukan rahasia lagi bahwa air merupakan komponen utama dalam tubuh manusia. Pada orang dewasa, 50-60 persen berat tubuh adalah air. Jika kebutuhan air dalam tubuh terpenuhi, maka kita dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit. Hidup kita pun lebih sehat sehingga bisa leluasa melakukan segala aktivitas, termasuk beribadah untuk meraih kemenangan di bulan Ramadhan ini. 

Lalu bagaimana cara menjaga hidrasi di saat bulan puasa? Tubuh kita membutuhkan air putih dua liter atau delapan gelas sehari. Dengan berpuasa sehari penuh, maka diperlukan pola minum yang tepat saat berbuka hingga sahur untuk mengganti cairan yang hilang.  

Health Marketing Director Danone Aqua, Jack Pradono Handojo menjelaskan, pola minum 2+4+2 penting dilakukan. Artinya, kita perlu meminum dua gelas air putih saat berbuka, empat gelas saat makan malam hingga menjelang tidur, dan dua gelas saat sahur. 

"Para ahli hidrasi Indonesia, merekomendasikan pola minum, khususnya Aqua 242 ini," kata dia dalam acara diskusi di Jakarta, beberapa waktu lalu. 

Kenapa pola minum saat berpuasa harus diatur? Ada banyak yang beranggapan bahwa saat berbuka dan sedang haus-hausnya, kita bisa minum air sekaligus banyak. 

Padahal faktanya, pola minum tersebut tidak tepat. Berdasarkan keterangan dari Danone Aqua, air yang kita konsumsi butuh waktu untuk berpindah dari lambung ke otot-otot tubuh. Sebab itu pada bulan puasa ini, minum teratur dengan cukup setiap jam yang biasa kita lakukan, bisa diganti dengan komposisi mengonsumsi minum air putih yang tepat. 

Air Putih Lebih Baik dari Minuman Manis 

Dokter Spesialis Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Sri Sukmaniah menyatakan, berbuka puasa jauh lebih baik dengan mengonsumsi air putih ketimbang dengan minuman manis. 

"Air putih cairan paling alami untuk menghidrasi tubuh. Air putih tidak mengandung pemanis, pewarna, ataupun pengawet," kata Sri. 

Sri menjelaskan, jika terlalu banyak mengonsumsi minuman manis berkalori tinggi secara berlebih saat buka puasa, maka dapat menyebabkan terjadinya penimbunan kalori berupa lemak. 

"Padahal, puasa seharusnya dapat menjadi kiat membantu mengurangi berat badan jika dijalankan dengan asupan gizi dan nutrisi yang sehat," Sri menjelaskan. 

Mulut Kering Hingga Gagal Ginjal 

Efek dari kurangnya cairan dalam tubuh sangatlah banyak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan berbagai pihak, dampak yang bisa timbul dengan kurangnya cairan dalam tubuh adalah mulut kering hingga gagal ginjal. 

Jika kita kekurangan 1-2 persen cairan dalam tubuh, efeknya bisa berupa rasa haus yang kuat, kehilangan cita rasa, serta perasaan tidak nyaman. Kalau kurang 3-5 persen, gejala yang akan timbul adalah mulut kering, daya konsentrasi berkurang, gemetar berlebihan, mengantuk, muntah. 

Nah, efek lebih tinggi terjadi apabila kita kehilangan cairan 6-8 persen. Yaitu berupa pusing, sesak nafas, peningkatan suhu tubuh, otot lemah. Sedangkan bila kehilangan cairan hingga 11 persen, maka dampaknya bisa menimbulkan kejang, halusinasi, menurunnya volume dan tekanan darah, hingga gagal ginjal.

"Kalau dehidrasi akut secara berkelanjutan, bisa menyebabkan infeksi pada ginjal," ujar Sri. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement