REPUBLIKA.CO.ID, Terkadang dalam sebuah bisnis, ada kalanya usaha yang kita miliki sedang dalam kondisi tidak baik dimana omset penjualan memiliki grafik menurun dua bulan berturut-turut atau bahkan bisa lebih. Keadaan itulah yang bisa membuat kita stres dan tidak percaya diri. Bahkan hal tersebut akan membuat kita kehilangan semangat dalam berbisnis.
Seringkali kita bertanya-tanya kepada diri kita sendiri apa yang salah dengan langkah bisnis kita selama ini. Mengapa barang dengan kualitas dan harga yang sama di toko sebelah bisa sangat ramai pengunjung. Sedangkan kita sudah berusaha untuk membelikan pelayanan yang terbaik dan bahkan terkadang harus menekan harga serendah mungkin namun tidak mampu meningkatkan omset juga.
Jika sudah buntu, maka kita akan berpikir hal-hal yang di luar nalar dan tidak masuk akal seperti apakah toko sebelah memiliki sebuah ilmu gaib yang melancarkan usahanya dan semacamnya. Jika ditelaah lebih lanjut, maka sebenarnya tidak ada yang salah dalam langkah dan strategi usaha yang Anda lakukan. Hanya saja mungkin konsumen sudah memiliki penilaian tersendiri kepada toko langganan mereka sehingga membuat mereka lebih loyal meskipun harga dan kualitasnya tidak jauh berbeda dengan barang yang kita jual.
Penilaian seperti apakah yang mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap penjual atau produk?
Jangan takut untuk menjual barang dengan harga tinggi
Sebagai pebisnis, sudah sewajarnya kita takut untuk kehilangan pelanggan. Untuk itu sebisa mungkin kita berusaha untuk membuat pelanggan loyal terhadap kita salah satunya dengan menekan harga serendah mungkin agar mereka tidak lari ke penjual yang lain. Tentunya pemikiran tersebut tidak salah sama sekali. Namun tidak semua barang dengan harga murah bisa menarik konsumen untuk membeli produk tersebut. Untuk beberapa barang yang memang memiliki nilai lebih di mata konsumen maka semakin tinggi harganya semakin bagus pula kualitasnya.
Contohnya handphone, meskipun harga handphone tersebut mahal dan tidak masuk akal, jika kualitas, merek, dan fitur yang ditawarkan sesuai maka konsumen tidak akan ragu untuk membelinya. Beda halnya ketika harga sebuah handphone dijual terlalu murah. Konsumen justru akan curiga dan menganggap bahwa barang tersebut adalah barang “murahan”. Tentunya masih banyak contoh barang lainnya dan anda harus jeli dalam melihat fenomena ini.
Artikel ini merupakan kerjasama antara Republika.co.id dengan Cermati.com, portal pembanding produk keuangan Indonesia