REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anda sering melihat pemulung memilah sampah plastik di sekitar rumah Anda atau di jalan-jalan? Apa yang pemulung lakukan ini sebenarnya baik. Selain untuk mencari rezeki lewat sampah plastik, mereka juga turut menyelamatkan bumi.
Operation Manager Waste4Change, Annisa Paramita, mengatakan sampah plastik memang sulit hancur karena bahannya dirancang seperti itu. Sebaiknya sampah plastik digunakan kembali menjadi bahan yang berguna.
"Sampah plastik bernilai ekonomi ketika kita melihatnya tidak sebagai sampah tapi sebagai material. Ini persepsi yang harus kita ubah," ujarnya.
Karena itu Coca Cola Foundation meluncurkan program Plastic Reborn yang ingin menghidupkan kembali sampah plastik dan ingin lebih menggaungkan circular economy. "Plastik itu adalah material. Dengan plastic reborn berarti sampah plastik dhidupkan kembali. Sampah plastik bisa diolah menjasi tas, ember, gayung juga tempat makan," ujarnya.
Namun tak semua sampah plastik aman digunakan kembali sebagai tempat makan. Sampah plastik yang berasal dari limbah medis tidak diizinkan menjadi wadah makanan atau minuman.
Sampah plastik ini memiliki nilai apabila Anda ingin memilah dan menjualnya ke bank sampah. Sampah plastik bekas air mineral misalnya. Sampah ini masuk kategori plastik PP yang laku dijual sekitar Rp 3.000 sampai Rp 5.000 per kilo. Untuk mencapai satu kilo harus mengumpulkan sekitar 200 buah gelas plastik. Sementara untuk sampah plastik jenis PET harganya lebih murah dibanding PP. Misalnya botol plastik bekas soda dan minuman teh
"Harga plastik fluktuasi seperti kurs. Dijual ke bank sampah. Kunci bank sampah adalah memilah sampah. Bukan untuk dapat duit atau tidak," ujarnya.
Sementara untuk plastik bekas produk sachetan itu tidak ada harganya. Plastik paling favorit adalah jenis PP.