Rabu 21 Nov 2018 15:12 WIB

Kenali Potensi Bunuh Diri dan Cara Mencegahnya

Ada sejumlah tanda yang bisa dikenali sebelum seseorang melakukan bunuh diri.

Rep: Santi Sopia/ Red: Ani Nursalikah
Depresi bisa memunculkan perasaan tidak mampu menjalani kehidupan.
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Depresi bisa memunculkan perasaan tidak mampu menjalani kehidupan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memahami mengapa orang bisa melakukan bunuh diri memang tidak selalu mudah. Banyak faktor, mulai dari masalah ekonomi, percintaan, dan lingkungan yang mendorong seseorang bunuh diri.

Ahli kesehatan mental dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merilis data bunuh diri di Amerika Serikat (AS) pada Juni, yaitu 84 persen pria di AS yang mati karena bunuh diri tidak diketahui memiliki gangguan mental.

"Orang-orang pada umumnya, dan khususnya pria, mencoba menyembunyikan masalah kesehatan mental," kata Direktur Lab Pencegahan Bunuh Diri Universitas Katolik Amerika David A Jobes, dilansir di Men's Health.

Menurutnya, ketidakterbukaan dari pria itu bagian dari masalah. Laporan tersebut mengungkapkan pada 2012 dan 2015, tingkat bunuh diri laki-laki tertinggi adalah di bidang pekerjaan konstruksi dan ekstraksi. Namun, tingkat bunuh diri juga meningkat untuk pria yang bekerja di bidang seni, hiburan, olahraga, dan media.

Sementara bunuh diri seorang individu dapat tampak mengejutkan, biasanya dari sejumlah tanda. “Dalam pengalaman saya, setelah refleksi yang jujur, sebagian besar dari kita akan menyadari teman kita yang meninggal karena bunuh diri tidak berjalan dengan baik, bahwa ada sesuatu yang tidak beres,” kata Jobes.

Berikut, beberapa cara mendeteksi masalah mental seseorang atau teman Anda dan bagaimana cara menenangkan mentalnya.

Ajukan Pertanyaan

Ambil contoh pasangan Anda masih sedih akibat PHK atau putus cinta. Cobalah tanyakan bagaimana keadaannya. Jika dia mengatakan dia merasa buruk, katakanlah kalimat, “itu pasti sangat menegangkan. Bagaimana kamu menanganinya? Apakah kamu benar-benar kecewa? Apakah kamu berpikir untuk bunuh diri?”

Bertanya apakah dia berpikir tentang bunuh diri tidak meningkatkan risiko orang tersebut melakukan bunuh diri. Asisten profesor psikologi klinis di Louisiana State University Raymond P Tucker mengatakan pertanyaan itu benar-benar dapat membantunya merasa didukung dan terhubung.

"Bahkan jika mereka tidak berpikir tentang bunuh diri atau berbohong tentang pemikiran itu, mereka tahu Anda bersedia mendengarkan, dan mereka lebih mungkin untuk kembali lagi nanti," kata Tucker.

Tawarkan Bantuan

Tanyakan apa yang terjadi, jangan menghakimi. Tucker menjelaskan, terkadang alasan mengapa seseorang mengatakan mereka bisa bunuh diri dapat terlihat sangat kecil bagi Anda, tetapi itu adalah hal terbesar di dunia bagi mereka.

Bantu dia membuat janji dengan dokter serta mencari ahli kesehatan mental. Jika dia membutuhkan bantuan segera, tawarkan untuk mengantarnya ke ruang gawat darurat.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement