REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dalam kehidupan ada kalanya kita mengalami momen tidak punya uang alias bokek. Jika sedang bokek namun ada kebutuhan mendesak, salah satu jalan yang bisa ditempuh adalah dengan meminjam uang. Teman atau saudara umumnya menjadi tempat untuk mencari bantuan. Akan tetapi tak semua orang merasa nyaman saat akan meminjam atau memberi pinjaman uang.
Pendiri Institut Psikologi Keuangan dan penulis Mind Over Money: Overcoming the Money, Brad Kolontz, mengungkapkan orang lebih suka berbicara soal kehidupan pribadinya dibanding berbicara masalah keuangan. Alasannya karena uang mencerminkan status sosial .
Seseorang akan merasa tidak pada tempatnya jika menjadi termiskin atau terkaya di grup. Semakin seseorang menyimpang dari grup, kata Kolontz, akan semakin banyak kecemasan yang ia rasakan.
“Anda berpikir: bagaimana orang akan memandang saya, apakah mereka tidak akan menyukai saya lagi? Pada tingkat biologis, ini terasa seperti ancaman bagi kelangsungan hidup Anda,” ujar Kolontz dilansir Men’s Health, Jumat (12/4).
Maka dari itu, Kolontz memiliki tips jitu bagi orang-orang yang akan meminjam atau meminta uang yang pernah dipinjam. Karena pembicaraan uang menyebabkan begitu banyak rasa malu, sebaiknya tanyakan pada seseorang yang dekat dengan Anda namun tetap berhati-hati.
Pada awalnya Anda bisa mengatakan “Hai teman, saya perlu berbicara dengan Anda tentang sesuatu yang sangat serius, kapan waktu yang tepat untuk melakukan itu?” Jangan mengajukan pertanyaan pada teman terkaya Anda, karena ini mungkin membuat mereka dalam posisi canggung dan mempertanyakan dasar persahabatan.
Pertanyaan itu mungkin juga membuat mereka merasa malu atau lebih malu dibandingkan Anda. “Meminjam uang, pada akhirnya, adalah salah satu hal yang harus Anda hindari. Itu adalah situasi yang berisiko tinggi untuk persahabatan Anda, karena pengeluaran berulang dapat membuka kemungkinan Anda akan datang lagi meminjam lebih banyak. Mintalah pinjaman hanya jika dalam keadaan terdesak,” jelas Kolontz.
Ketika tiba saatnya untuk bertanya, pikirkan teman sebagai bank. Anda perlu memberikan rencana yang jelas tentang bagaimana pengembalian uang.
Jangan menempatkan dia dalam posisi sebagai rentenir. Katakanlah “Inilah situasi saya, inilah yang saya butuhkan, inilah caranya dan kapan saya akan mengembalikannya pada Anda.”
Selanjutnya bersiaplah untuk penolakan. Meminta pinjaman uang pada teman mungkin tampak seperti penghinaan terhadap persahabatan, tutur Klontz, karena dipandang sudah melewati batas. Jadi pilih siapa yang dapat dimintai dengan bijak dan rencana pembayaran yang jelas.
Lalu, bagaimana jika teman Anda yang meminta pinjaman uang? Jika Anda akan meminjami uang pada seorang teman, idealnya Anda harus berada dalam posisi secara mental di mana Anda tidak akan pernah mendapatkan uang itu kembali.
“Anda harus baik-baik saja dengan mereka yang salah mengelola uang atau Anda memberikannya pada mereka dan kemudian melihat mereka dihari berikutnya dengan sepasang sepatu baru. Jika Anda mengantisipasi tindakan seperti itu, jangan meminjamkan uang pada mereka,” ujarnya.
Kata ‘tidak’ harus diikuti dengan alasan situasi yang jelas. Contohnya, Anda bisa mengatakan ‘Saya tidak bisa sekarang karena memiliki beberapa pembayaran. Saya tidak punya uang tunai”.
“Jika teman Anda terus meminta uang tunai? Nah, mungkin sekarang saatnya melakukan percakapan yang berbeda, yang mengharuskan mereka bertindak bersama,” kata Klontz.