Sabtu 25 May 2019 10:55 WIB

Perencana Keuangan Bagi Lima Tips Kelola Gaji First Jobber

Sering kali first jobber tidak bisa mengelola gaji sehingga uang habis begitu saja

Rep: Riza Wahyu Pratama/ Red: Christiyaningsih
Bijak mengatur gaji pertama sangat penting sebagai fondasi keuangan seseorang.
Foto: ist
Bijak mengatur gaji pertama sangat penting sebagai fondasi keuangan seseorang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi pekerja pemula (first jobber), mendapatkan penghasilan sendiri tentu membahagiakan. Akan tetapi, sering kali para pekerja pemula menghadapi kebingungan untuk mengelola gaji. Alhasil, uang yang didapatkan tidak jelas kemana ujungnya dan habis begitu saja.

Perencana keuangan independen Oneshildt Financial Planning Mohamad Andoko memberikan tips bagi pekerja pemula untuk mengelola pendapatan.Menurutnya pekerja pemula harus membiasakan diri mengelola uang secara disiplin.

Baca Juga

"Jadi biasakan untuk mengelola uang. Jangan dihabiskan begitu saja karena hal itu akan menjadi kebiasaan," kata Andoko kepada Republika belum lama ini. Andoko pun membagikan lima tips mengelola gaji bagi para first jobber.

Pertama, sisakan setidaknya 20 persen penghasilan untuk berinvestasi. Terkait bentuknya, Andoko membebaskannya. Investasi bisa berupa tabungan ataupun asuransi. "Bebas saja bentuknya, misalnya tabungan asuransi bisa digabungkan ke 20 persen itu," ujarnya.

Kedua, alokasikan sekitar 10 persen untuk dana sosial. Ketika memulai hidup mandiri, seseorang perlu menyediakan pos khusus misalnya untuk sumbangan pernikahan teman. Alokasi 10 persen tersebut termasuk pula untuk zakat, infaq, dan sedekah.

Ketiga, ambil 10 persen dari penghasilan untuk investasi pengembangan diri. Selain menambah kualitas diri, keterampilan yang didapatkan bisa berguna untuk mencari pendapatan sampingan.

"Termasuk pula jika nantinya akan pindah pekerjaan. Maka keterampilan yang dimiliki bisa menjadi nilai tambah untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik," katanya.

Keempat, sisakan 10 persen dari gaji untuk dana rekreasi atau berlibur. Harus diingat bahwa tubuh juga membutuhkan penyegaran (refreshing). "Nanti kalau mikir investasi terus, tubuh berontak, tertekan, dan stres," tutur Andoko.

Kelima, sebagai porsi yang terakhir dan pokok, gunakan 50 persen sisanya untuk kebutuhan bulanan. Pos itu mencakup makan, transportasi, dan gaya hidup. "Misal mau beli ponsel atau membayar cicilan," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement