Jumat 11 Sep 2015 05:30 WIB

Melestarikan Budaya Sepintu Sedulang di Bangka

Red: M Akbar
Seorang pria membawa nampan dalam tradisi Sepintu Sedulang
Foto:

Semua yang disajikan itu sesungguhnya bukan semata-mata sebagai bentuk komersialitas masyarakat lokal kepada wisatawan yang berkunjung. Pola makan semacam itu sebenarnya bentuk komunikasi budaya yang hingga kini masih terus dijaga oleh warga di Bangka Tengah.

Zaiwan, kepala Desa Namang, mengatakan pola menghidangkan makanan semacam ini dinamakan ritual Sepintu Sedulang. Biasanya hidangan ini disajikan untuk tamu. Umumnya, makanan yang dihidangkan adalah makanan terbaik yang dimiliki oleh sang pemilik rumah.

''Tradisi semacam ini sudah ada sejak lama, pada masa kerajaan Sriwijaya. Alhamdulillah, tradisi Sepintu Sedulang ini terus berusaha dilestarikan di Desa Namang. Kalau di kota sana sudah tidak ada,'' Zaiwan bercerita.

Makna dari Sepintu Sedulang ini adalah kebersamaan. Ritual semacam ini, kata dia, biasanya dapat ditemukan pada saat perayaan hari besar keagamaan, selamatan hingga perayaan hari ketujuh di rumah pihak keluarga yang meninggal. Biasanya, aktivitas ini dilakukan di balai-balai yang besar. ''Setiap kepala keluarga akan membawa dulang untuk disajikan dan dimakan secara bersama-sama. Inilah kebersamaan yang terus kami lestarikan sampai sekarang,'' kata Zaiwan penuh bangga.

Apa yang tersaji di Namang sesungguhnya menjadi sebuah usaha yang patut diapresiasi. Terutama di saat munculnya beragam pandangan bahwa desa-desa di negeri ini tak lagi bisa bertahan dalam menghadapi derasnya serbuan komersialitas dan cara pandang pragmatis kaum urban.

Dalam suguhan makan siang di dalam rumah panggung beratap rumbia itu, Desa Namang telah memberikan sebuah bukti nyata kegigihan masyarakat setempat untuk terus menjaga tradisi kearifan lokal para leluhurnya. Inilah tradisi dan budaya yang sebenarnya menjadi perekat awal dari berdirinya negeri ini, yakni kebersamaan dalam keragaman. Dan itulah yang disajikan melalui tradisi Sepintu Sedulang dari masyarakat Namang di Bangka Tengah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement