Ahad 07 Apr 2024 07:28 WIB

Kata Haedar Nashir Soal Jamaah Aolia yang Telah Shalat Idulfitri

Jamaah Aolia di Gunungkidul disebut sudah menjalankan puasa selama 30 hari.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Lida Puspaningtyas
Umat muslim jamaah Masjid Aolia berjalan menuju masjid untuk melaksanakan ibadah Shalat Idul Fitri di Giriharjo, Panggang, Gunung Kidul, D.I Yogyakarta, Jumat (5/4/2024). Jamaah Masjid Aolia menetapkan jatuhnya 1 Syawal 1445 H pada Jumat (5/4/2024) didasari petunjuk dari pimpinan jamaah Masjid Aolia, KH Raden Ibnu Hajar Sholeh atau yang biasa dikenal dengan nama Mbah Benu.
Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Umat muslim jamaah Masjid Aolia berjalan menuju masjid untuk melaksanakan ibadah Shalat Idul Fitri di Giriharjo, Panggang, Gunung Kidul, D.I Yogyakarta, Jumat (5/4/2024). Jamaah Masjid Aolia menetapkan jatuhnya 1 Syawal 1445 H pada Jumat (5/4/2024) didasari petunjuk dari pimpinan jamaah Masjid Aolia, KH Raden Ibnu Hajar Sholeh atau yang biasa dikenal dengan nama Mbah Benu.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir buka suara ihwal jamaah Aolia di Gunungkidul yang telah duluan melaksanakan shalat Idulfitri pada Jumat (5/4/2024) lalu. Ia mengajak semua pihak untum toleran terhadap berbagai perbedaan tersebut.

"Iya di Gunungkidul dan di tempat lain juga ada yang berbeda ya kita toleran saja terhadap perbedaan itu," kata Haedar di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Sabtu (6/4/2024).

Baca Juga

Ia mengatakan Indonesia merupakan negara komunal. Di tengah kondisi itu, ia menilai tradisi tersebut dialog di Indonesia masih sangat kurang.

"Tradisi kita tradisi oral. Maka bukan hanya di tingkat masyarakat tapi juga di tingkat atas, di tingkat elit. Hidupkan sekarang tradisi dialog," ucapnya

Sehingga ia menambahkan, jika ada masalah keagamaan maupun sosial di masyarakat, maka yang bisa dilakukan yakni dengan mengedepankan dialog. Menurutnya dahulu tokoh-tokoh setempat berfungsi sebagai key person yang bisa menjadi mediator fasilitator pendamai dan  penyatu. 

"Sekarang kami berharap ormas-ormas kemasyarakatan mari kita introspeksi diri jangan sampai kita tercerabut dari akar warga, akar masyarakat, akar umat. Boleh ada perhatian pada politik tapi tugas utama kita membangun masyarakat," ungkapnya.

Sebelumnya diketahui jamaah Masjid Aolia Giriharjo, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah lebih dulu melaksanakan shalat Idulfitri 1445 H. Shalat Idulfitri 1445 Hijriah dilaksanakan pada Jumat (5/4/2024) pagi. 

Pelaksanaan ibadah solat idulfitri Jamaah Masjid Aolia dilaksanakan di sejumlah titik di Giriharjo. Sejumlah titik yang menggelar shalat Idulfitri yakni Masjid Aolia dan kediaman Pimpinan Jamaah Masjid Aolia Raden Ibnu Hajar Pranolo di Dusun Panggang III, Giriharjo.

Imam Jamaah Aolia, Raden Ibnu Hajar Pranolo alias Mbah Benu mengatakan seluruh Jamaah Masjid Aolia telah melaksanakan solat idulfitri. Ia menuturkan penentuan 1 syawal  didasarkan pada keyakinannya, di mana malam 30 Ramadan jatuh pada Kamis (4/4).

Mbah Benu menyampaikan bahwa Idulfitri tahun ini memiliki makna menjaga kerukunan, persatuan dan kesatuan.

"Saling rukun, jaga kesatuan dan persatuan dengan siapa saja. Jangan mudah menyalahkan dan membenarkan orang," tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement