REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG, JAWA TIMUR -- Maju dan berkembangnya satu destinasi wisata tidak lepas dari peran aktif masyarakat. Hal ini pula yang terjadi pada air terjun Tumpak Sewu di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Air terjun Tumpak Sewu tidak bisa lepas dari peran masyarakat, khususnya Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tumpak Sewu yang diketuai oleh Abdul Karim atau yang akrab disapa Bang Dul.
"Awal berdirinya Pokdarwis ini pada 13 Maret 2015," ujar Bang Dul, memulai pembicaraan.
Kala itu Bang Dul yang memutuskan kembali ke kampung halamannya, merasa prihatin dengan banyaknya pemuda yang tidak memiliki pekerjaan. Mereka menganggur dan hanya nongkrong di rumah.
"Akhirnya saya terpikir apa yang bisa dikembangkan. Salah satunya adalah pariwisata," ujar Bang Dul.
Ia mengatakan, potensi pariwisata di wilayahnya memang tinggi. Ada sedikitnya 10 air terjun yang selama ini belum diketahui luas publik dan dikelola dengan baik.
"Kita survei semuanya dari berbagai sudut, akhirnya terpilihlah Tumpak Sewu ini yang kita yakin layak untuk dijual," kata Bang Dul.
Memulai dan mendobrak langkah awal memang tidak selalu mudah. Di awal keinginanya, penolakan-penolakan justru datang dari masyarakat. Banyak yang justru beranggapan bahwa apa yang dilakukan Bang Dul akan sia-sia. Lokasi yang jauh dari pusat kota, membuat banyak masyarakat pesimistis.