REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH Muhammad Zainul Majdi berbagi pengalaman dan kiat-kiat membenahi serta mempercepat pembangunan pariwisata NTB di Padang, Sumatera Barat. Hal itu diungkapkan pada Seminar Nasional Pariwisata bertajuk Menata Potensi Wisata dan Dukungan Infrastruktur Menuju Industri Pariwisata Yang Modern di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, Rabu (7/2).
Gubenur yang lebih dikenal dengan Tuan Guru Bajang (TGB) memaparkan empat kunci pokok, yakni visi, regulasi, integrasi, dan inovasi dalam menjadikan NTB sebagai destinasi wisata utama, bukan lagi sebatas pilihan kedua. TGB menyampaikan, mulai dari awal Pemprov NTB menetapkan pariwisata sebagai sektor andalan dan prioritas sejalan dengan sektor pertanian.
Visi ini kemudian, lanjut TGB, disampaikan dan disosialisasikan kepada seluruh pemangku kepentingan di NTB, termasuk melibatkan kabupaten/kota.
"Visi saya adalah pencapaian target meningkatnya angka kunjungan wisatawan yang memenuhi destinasi-destinasi wisata di NTB setiap tahunnya. Menggapai tujuan tanpa terlebih dulu membangun visi, bisa jadi tak akan memacu motivasi bekerja," ujar TGB.
Strategi kedua, kata TGB, adalah regulasi. Menurut TGB, tidak mungkin sebuah industri bisa berlari cepat tanpa dukungan regulasi yang kondusif. Oleh karenanya, demi akselerasi pariwisata NTB, TGB sampai membuat dua perda jamak yang memayungi segala fasilitas dan insentif yang memudahkan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata, termasuk keberlanjutannya di masa pascakepemimpinan TGB. Begitu juga koordinasi yang baik dengan pemerintah pusat, sehingga dukungan terhadap regulasi lokal dapat berjalan baik.
Kunci ketiga adalah integrasi dengan pembangunan infrastruktur. TGB memandang, industri pariwisata akan jalan di tempat jika tidak ada kemudahan akses transportasi, baik untuk mobilitas orang maupun barang yang efektif dan efisien, mulai dari jalan, bandara, pelabuhan, hingga penginapan yang memadai, aman dan nyaman.
"Dan kiat terakhir adalah kreativitas yang memunculkan inovasi," lanjut TGB.
TGB menyebutkan, jumlah wisatawan muslim dunia yang akan meningkat di angka 170 juta pada 2020 dengan pengeluaran di atas 200 miliar dolar AS atau sekitar Rp 2.600 triliun, membuat Indonesia wajib mengembangkan wisata halal.
"Hal inilah yang mendorong saya fokus mengembangkannya di NTB, dan Lombok khususnya sebagai proyek percontohan pertama di Indonesia," ucap TGB.
Berkat kesungguhan kerja keras ini, NTB diganjar penghargaan World's Best Halal Honeymoon Destination dan World's Best Halal Tourism Destination di ajang World Halal Travel Summit 2015 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab mengungguli tuan rumah, Turki, Thailand dan Malaysia yang terlebih dulu mengembangkannya.
"Syukur Alhamdulillah, berkat visi, strategi dan konsistensi bekerja bersama seluruh jajaran Pemprov, dari 500 ribuan wisatawan yang mengunjungi NTB pada 2008, sudah meningkat hingga 3,5 jutaan wisatawan mancanegara dan domestik pada akhir 2017 lalu," kata TGB menambahkan.