Senin 16 Dec 2019 01:36 WIB

Ngangsu Banyu Kahuripan, Wisata Ritual di Desa Adat Sendi

Sejak diresmikan tahun 2018 lalu Wisata Edukasi Terpadu (WET) PLN, Desa Adat Sendi, Mojokerto seperti tak pernah sepi pengunjung.

Rep: Ronald Ricardo (cek n ricek)/ Red: Ronald Ricardo (cek n ricek)
Sumber: Istimewa
Sumber: Istimewa

CEKNRICEK.COM -- Sejak diresmikan tahun 2018, Wisata Edukasi Terpadu (WET) PLN, Desa Adat Sendi, Mojokerto seperti tak pernah sepi pengunjung. Panorama hutan belantara hingga pemandangan asri khas pegunungan menjadi daya tarik tersendiri para pengunjung.

Pandangan mata di kejauhan terlihat berjejer pohon-pohon rimbun berlatang belakang Gunung Arjuna-Welirang dan Gunung Penanggungan di area wisata Sendi Adventure. Tahukah Anda, dulu di Desa Adat Sendi ini sebenarnya tidak terdapat tenaga listrik. Baru sejak 2016 listrik legal sudah mencapai kawasan ini lewat program #PLNPeduli.

Pada November 2018, Wisata Edukasi Terpadu (WET) Sendi diresmikan untuk membantu masyarakat Sendi dari segi perekonomian wisatanya. Zailla, salah satu pengurus wisata dari Perusahan Listrik Negara (PLN) Jawa Timur, mengatakan meskipun kini Desa Adat Sendi memiliki daya tarik wisata yang banyak dikunjungi, masyarakat sekitar tidak pernah melupakan adat dan budaya dari nenek moyang mereka.

Mengenal Ritual Ngangsu Banyu Kahuripan
Sumber: Istimewa

"Kegiatan ritual masih lekat dan bisa dijumpai pada saat berkunjung ke lokasi tersebut. Salah satunya adalah tradisi Ngangsu Banyu Kahuripan. Jika itu diterjemahkan, kurang lebih itu bermakna menimba air kehidupan. Sesuai namanya, ngangsu banyu kahuripan merupakan ritual mengambil air dari sumber mata air yang disucikan," ujar Zailla dalam keterangan resminya yang diterima Ceknricek.com.

Salah satu tempat ritual itu adalah sumber air yang dinamakan warga setempat Babakan Kucur Tabud. Masyarakat lokal menyakini sumber air di lokasi itu mampu memberikan keberkahan. Aliran airnya mengalir sangat jernih.

Mengenal Ritual Ngangsu Banyu Kahuripan
Sumber: Istimewa

"Untuk mengambil air, masyarakat harus mengenakan pakaian adat. Wadah untuk menampung air pun tidak sembarangan. Warga membawa cukil atau timba tradisional yang terbuat dari bambu petung. Mereka beriringan menuju Babakan Kucur Tabud dengan berjalan kaki," kata Zailla.

Baca Juga: Wisata Edukasi, Rumah Tempe Indonesia di Bogor

Sekadar informasi, Babakan merupakan sumber mata air yang dimanfaatkan warga sejak zaman dahulu. Sementara Ngangsu Banyu Kahuripan adalah tradisi yang bertujuan untuk ritual penyucian diri. Tak semua pengunjung yang ingin mencoba mengikuti ritual tersebut bisa sembarangan mencoba. Pengunjung harus melewati beberapa persyaratan.

Sumber: Istimewa

"Syarat untuk mengikuti ritual tersebut, para pengunjung diharuskan melepaskan alas kaki mereka. Selain untuk menghormati, melepaskan alas kaki berguna untuk terapi kesehatan di alam serta membuat kita lebih berhati-hati dalam melangkah. Setelah selesai mengikuti rangkaian acara adat desa Sendi pengunjung akan dipasangkan syal sebagai simbol telah ikut berpartisipasi menghadiri acara adat desa Sendi yang disebut dengan acara Sumber Tabut," ungkap Zailla.

Untuk mengunjungi tempat ini Zailla memastikan lewat program #PLNPeduli sudah membangun beberapa fasilitas berupa musala, toilet, dan juga gazebo agar pengunjung juga lebih nyaman ketika berada di WET Sendi.

"Setidaknya hal ini membantu masyarakat Sendi dari segi perekonomian wisatanya,'' tutup Zailla.

BACA JUGA: Cek FILM & MUSIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini

Editor: ThomasRizal

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ceknricek.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ceknricek.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement