REPUBLIKA.CO.ID, Bila ada item fesyen yang memiliki peluang kembali moncer setelah eranya berlalu, tak pernah ada yang sekuat jaket denim atau jaket jins. Pakaian favorit pekerja lapangan kini berada lagi di garis depan fesyen pria.
Bagaimana kiat memilih jaket denim yang sesuai untuk Anda? Kaum adam selalu memiliki formula pakem, menginginkan kepraktisan tetapi juga tampilan keren. Berikut ada tip yang layak disimak dari Every Guyed.
Tampilan
Jaket Denim adalah satu dari sejumlah item busana yang membuat pemakainya tak perlu bersusah payah mengeluarkan sisi maskulinitas dan unsur macho. Pertanyaannya justru seberapa cocok jaket denim dengan pakaian Anda yang lain? Kostum ini tak mungkin berdiri sendiri karena bakal ditandemkan dengan busana lain. Pastikan Anda nyaman dengan tampilannya dan pas dipadukan warna busana mayoritas.
Tipe Denim
Jaket denim keluaran Levi's pertama kali dijahit pada 1905 dan dijual untuk melengkapi barisan koleksi celana jins dan pakaian kerja. Denim memiliki sifat bandel, dan tahan angin, dingin, hujan dan cuaca apa pun yang mungkin dihadapi pekerja lapangan--saat itu terbanyak adalah pekerja tambang. Jaket denim yang terbuat dari material gelap memiliki semangat tersebut sekaligus menunjukkan gaya klasik.
Jaket Denim juga memiliki sejarah singkat renaisans pada pertengahan 1990-an ketika dipadukan dengan kemeja kotak-kotak berbahan flanel. Tampilan ini mencerminkan gaya jalanan dan era musik tersohor di Seattle: grunge. Gaya kasual ala 1990-an mantap bagi mereka yang berusia di bawah 30 tahun. Untuk lelaki dengan usia di atas itu, waspadalah, Anda malah terlihat seperti fans yang masih menangisi kematian Kurt Cobain.
Sentuhan Kerah
Ada aksen kerah atau tidak? Bagian ini mungkin sulit dijawab. Setiap tipe kerah memberi karakter unik kepada jaket, jadi putuskanlah hati-hati dan pertimbangan berdasar penampilan yang Anda inginkan.
Tanpa kerah: Tipe ini adalah pilihan populer yang didasari dengan kesadaran fesyen, karena lebih bertahan lama dari waktu ke waktu. Potongan ramping malah bisa membuat jaket denim menjadi lapisan di bawah coat panjang--bila kebetulan sedang di negara empat musim--tanpa membuat tubuh terlihat menebal.
Kerah Flanel: Gaya ini memberi kesan country atau pedesaan, cocok bagi pria yang ingin mencari penampilan tradisional. Meski, Anda harus tetap berhati-hati, bila tidak pas, kerah flanel bisa memberi kesan berat kepada wajah anda.
Kerah bulu: Untuk yang satu ini sepertinya lebih cenderung unsur fungsi. Mereka yang memilih kerah bulu biasanya kerap bekerja di luar ruangan dengan cuaca tak bersahabat. Tak ada yang bisa membantah Anda bila itu alasannya, namun jangan sekali-sekali menggunakan di area tropis karena hanya akan membuat Anda terlihat konyol.
Potongan
Rumus utama mengenakan jaket denim adalah memilih yang cocok dengan tubuh dan penampilan Anda. Pertimbangkan pula konstruksi jaket, bayangkan pakaian apa yang hendak dipadukan dengan jaket itu dan penampilan macam apa yang hendak Anda hadirkan.
Punk? Cari yang ramping dan sedikit ketat. Country? Cari yang agak lebar untuk dikombinasikan dengan kemeja flanel klasik. Ingat pula, posisikan kebutuhan sama pentingnya dengan kepantasan. Jaket denim adalah perkara kepraktisan.
Aturan Menggunakan Jaket Denim
- Jangan pernah gunakan denim ganda. Bila anda memakai jaket denim, itu artinya jangan kenakan celana jeans, tapi yang pasti bukan kemeja denim. Anda bisa gunakan celana kargo atau corduroy
- Bila anda harus mengombinasikan denim, padukan dengan intensitas warna berbeda. Celana jins supergelap dengan jaket denim lusuh cerah adalah satu contoh sempurna.
- Untuk pria, jangan pernah gunakan jaket denim dengan celana pendek. Tak ada perkecualian
- Demi menjaga warna denim tak mudah pudar, perlakukan jaket seperti celana jins. Cuci jarang-jarang dan hindari pengerutan dengan membilasnya di air hangat.
- Jangan gunakan jaket itu terlalu sering, kecuali Anda ingin dikenal sebagai 'pria berjaket jins itu', predikat yang sungguh tidak menyenangkan.