REPUBLIKA.CO.ID, Musik latar yang diputar di restoran dan toko-toko mungkin memiliki efek lebih terhadap konsumen.
Studi terbaru yang diterbitkan di edisi Journal of Retailing menyebutkan konsumen di restoran lebih mengingat dan cenderung memilih hidangan yang merefleksikan musik yang telah didengarnya.
Para peneliti menempatkan 10 relawan di ruangan yang berbeda dengan salah satu musik dari tiga daerah: Amerika Serikat, Cina, dan India yang diputar berulang-ulang. Setiap partisipan kemudian meneliti daftar menu selama lima menit dengan 30 pilihan menu makan malam (10 menu dari masing-masing negara).
Para ilmuwan kemudian meminta mereka mengingat sebanyak mungkin hidangan dari menu sebisa mereka lalu memilih satu untuk "dipesan". Mereka yang mendengar musik Amerika (“California Girls,” “Surfin’ U.S.A.,” dan “Good Vibrations” oleh Beach Boys) contohnya, memilih makanan seperti hamburger dan hot dog.
Pada percobaan kedua, para peneliti fokus pada dua jenis musik Amerika, klasik dan country. Kali ini fokusnya pada bagaimana hal itu mempengaruhi kebiasaan berbelanja.
Para relawan yang mendengarkan musik klasik mengatakan mereka akan lebih banyak membeli barang-barang untuk "identitas sosial" seperti giwang emas dan kelonyo dibanding jika mereka mendengar musik country. Mereka yang mendengar musik country, sebaliknya, lebih cenderung membeli barang-barang kegunaan seperti pulpen, sikat gigi atau lampu.
Dalam percobaan akhir, para peneliti memutar kembali musik klasik dan bertanya pada para relawan berapa mereka akan membayar barang-barang kebutuhan identitas sosial tersebut, namun kali ini diberi waktu lebih sedikit untuk memutuskan, atau disebut "beban kognitif".
Mereka yang berada di bawah tekanan waktu memutuskan untuk membayar lebih, yang menunjukkan bahwa alam bawah sadar kita lebih rentan terhadap pengaruh musik saat ada tekanan kognitif yang lebih.