REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran jasa transportasi ojek berbasis online akan kian marak di ibukota. Setelah masyarakat mulai akrab dengan GoJek, kini akan hadir lagi jasa serupa dengan nama LadyJek.
Secara teknis, LadyJek tidak berbeda dengan GoJek. Yang memisahkan keduanya hanya segmentasi penumpang. LadyJek hanya melayani kebutuhan jasa antar untuk kaum perempuan.
Tidak hanya segmentasinya, pengendara motor LadyJek adalah perempuan. Dengan demikian, kaum perempuan tidak perlu merasa rikuh bila menggunakan jasa LadyJek.
LadyJek lahir berkat gagasan Brian Mulyadi. Menurutnya, banyak kaum perempuan menanti kehadiran jasa transportasi alternatif khusus yang membuat mereka aman dan nyaman.
Pengkreasian LadyJek ini juga bertujuan untuk mengurangi kecemasan yang timbul di masyarakat, khususnya perempuan, terhadap jasa transportasi umum yang selama ini dianggap tidak atau kurang aman.
"Kami sangat antusiasi untuk memperkenalkam moda transportasi roda dua bernama LadyJek ini kepada masyarakat luas," tutur Brian saat peluncuran LadyJek di Auditorium Conclave, Mampang, Jakarta Selatan, Kamis (8/10).
Brian, yang juga CEO Ladyjek, berharap kaum perempuan akan merasa aman dan nyaman untuk menggunakan jasa LadyJek. "Karena saya yakin rasa aman adalah hak fundamental bagi setiap orang, terlebih bagi wanita," ujarnya.