REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Internet tidak bisa dilepaskan dari kebiasaan masyarakat era saat ini. Segala hal hampir selalu digantungkan pada bantuan internet. Padahal, kebiasaan seseorang untuk beraktivitas di dunia maya dapat selalu dimonitor oleh pemerintah. Jejak yang ditinggal Anda mudah saja ditelusuri kembali bahkan mungkin diperjual belikan pada pihak lain.
"Negara maju sangat menuntut mencari data individu dengan alasan kalau punya kesalahan maka tidak perlu disembunyikan," ujar Dhyta Caturani dari Purple Code, Ahad (28/2).
Kebiasaan Anda yang tersimpan dan diperhatikan saat beraktivitas internet biasa dikenal juga dengan istilah bubble filtering. Dengan pemantauan ini Anda akan terbiasa menemukan iklan-iklan di samping akun media sosia yang akan menarik kebutuhan Anda. "Biasanya orang nggak peduli bubbleing dengan merasa nyaman dengan rekomendasi. Ini penjualan data," ujarnya.
Dia menyarankan agar pegguna internet sesering mungkin membersihkan jejak internetnya. Sebab, rekomendasi tersebut justru sedang memanfaatkan seseorang dibanding membantu aktivitas.