REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tujuh tahun lalu film “Ketika Cinta Bertasbih” 1 dan 2 mengguncang perfilman Indonesia. Film produksi Sinemart yang diadaptasi dari novel mega best seller karya Habiburrahman El Shirazy berjudul “Ketika Cinta Bertasbih” (diterbitkan Republika Penerbit dan Basmala) itu telah disaksikan sekitar lima juta penonton.
Film “Ketika Cinta Bertasbih” ( KCB) merebut berbagai penghargaan bergengsi dalam festival Film Bandung dan Indonesian Movie Awards. Penghargaan tersebut antara lain Pemeran Pembantu Wanita Terpuji (Alice Norin), Pendatang Baru Wanita Terbaik (Oki Setiana Dewi), Pemeran Pembantu Wanita Terbaik (Niniek L Karim), Pendatang Baru Terfavorit Pria (Kholidi Asadil Alam). Dalam Indonesian Movie Awards 2010, film KCB meraih lima piala.
Kini, setelah tujuh tahun berlalu, apa kabar para pemain dan kru film yang sempat menjadi film terlaris di Indonesia tersebut? Bagaimana dengan karir mereka masing-masing.
Sinemart berinisiatif menggelar reuni Keluarga KCB di Cibubur, Jakarta Timur, Ahad (26/6/2016). Acara yang bertajuk “7 Th Reuni Akbar Keluarga Ketika Cinta Bertasbih” itu dipadukan dengan buka puasa bersama anak yatim.
Reuni akbar itu mengundang seluruh artis KCB baik utama utama maupun pendukung, dan seluruh kru film “Ketika Cinta Bertasbih” (KCB). Tak terkecuali keluarga almarhum Chaerul Umam, sutradara film-film religi yang juga menjadi sutradara film KCB 1 dan KCB 2.
Hampir seluruh bintang film KCB -- kecuali Meyda Sefira -- hadir dalam reuni tersebut. Sebut saja Kholidi Asadil Alam, Oki Setiana Dewi, Andi Arsyil Rahman, Alice Norin, Dude Herlino, El Manik, Niniek L Karim, Meidiana Hutomo, Nani Wijaya, Cici Tegal, Cut Yanthi, dan Uci Bing Slamet.
Produser Sinemart Dhani Sapawi mengatakan film KCB dirilis pertama kali 11 Juni 2009. “Setelah berlalu tujuh tahun, para bintang dan kru film KCB telah berkembang. Ada yang menjadi ustadzah seperti Oki Setiana Dewi, ada yang menjadi pengusaha dan penyanyi seperti Kholidi, ada yang menjadi pengusaha seperti Andi Arsyil dan lain-lain. Sementara kru film KCB ada yang menjadi sutradara dan sebagainya,” ujar Dhani.
Dhani setelah tujuh tahun, timbul ide untuk mempertemukan kembali para pemain dan kru film KCB dalam sebuah reuni. “Para pemain dan kru film KCB itu sudah seperti keluarga. Karena itu, reuni ini ibarat reuni keluarga, tepatnya Keluarga KCB,” tutur Dhani.
Andi Arsyil Rahman yang ditunjuk sebagai ketua Panitia Reuni Keluarga KCB mengatakan reuni tersebut merupakan sesuatu yang surprise dan menggembirakan bagi semua pemain dan kru film KCB. Meski harus diakui, tidak mudah untuk mengumpulkan semua pemain dan kru film KCB yang saat ini mempunyai kesibukan masing-masing dalam sebuah acara reuni seperti ini.
“Banyak yang alamatnya sudah pindah dan nomor handphonenya sudah diganti. Namun alhamdulillah akhirnya satu per satu bisa dihubungi dan datang pada acara reuni ini. Hanya Meida Sefira yang berhalangan hadir,” kata Andi Arsyil.
Sudah tentu salah seorang yang paling berbahagia dengan adanya reuni Keluarga KCB adalah sang novelis, Habiburrahman El Shirazy. “Ini momentum yang sangat membahagiakan bagi saya dan kita semua,” kata novelis yang akrab dipanggil Kang Abik tersebut.
Alumnus Universitas Al Azhar Kairo Mesir itu mengemukakan, reuni Keluarga KCB itu seperti mengumpulkan kembali tulang-tulang berserakan. “Meski tujuh tahun berpisah, Keluarga KCB diikat oleh persaudaraan yang kuat. Dan reuni menyatukan kembali tulang-tulang berserakan itu dan memperkokoh ukhuwah kita. Saya mencintai semua pemain dan kru film KCB karena Allah,” tutur Habiburrahman El Shirazy.