REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengajak generasi muda untuk mendonorkan darah, baik melalui seminar atau workshop saat ini tidak lagi efektif. Itulah yang saat ini sedang dikembangkan oleh Ferdian Kelana. Ferdian mengenalkan gim Virtual Emergency Room di Indonesia Philatrophy Festival (IPFest) 2016 yang berakhir Ahad, 9 Oktober.
Jika ditanya, Ferdian mengaku saat ini belum bisa menjual gim tersebut secara komersil. Alasannya, karena saat ini gim yang dirintisnya baru pengenalan dan belum sampai tahap akhir. Namun dia berharap gim ini bisa mengubah pola pikir masyarakat, untuk mau mendonorkan darahnya.
“Jadi gerakan ini adalah pengenalan kepada masyarakat muda, akan hal baik yang bisa dilakukan, yaitu donor darah. Karena anak muda paling malas kalau ikut ajang seperti itu. Makanya kita menggunakan metode permainan seperti kartu," ujar Ferdian, Founder dan CEO Virtual Emergency Room di Jakata Sabtu (8/10).
Gim bernama Virtual Emergency Room, merupakan gim selayaknya kartu. Namun yang membedakan adalah masing masing kartu memiliki nama dan jenis golongan darah yang berbeda. Mulai dari rhesus negatif, A-, B-, O , dan AB.
Untuk memainkan gim ini selain dibutuhkan ketelitian juga melibatkan keberuntungan. Pasalnya ketika mendapatkan kartu seperti Hepatitis atau Sipilis maka pemegang kartu tersebut bisa dipastikan akan mendapatkan nilai yang rendah dari lawanya.
Meski belum dirilis resmi, permainan Virtual Emergency Room yang menggambarkan kebutuhkan pasokan darah ini sudah memiliki banyak peminat. Peminatnya mulai dari berbagai kalangan seperti remaja, bahkan ibu rumah tangga.