REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad SAW, yang diriwayatkan Ibnu Majah dan al-Hakim dari Annas, disebutkan sebagai berikut. Rasulullah SAW bersabda, "Mereka yang senang membaca dan mempelajari kandungan Alquran akan menjadi orang terdekat-Nya."
Pilihan Allah dengan memberikan kemuliaan terhadap mereka yang membaca Alquran adalah wajar. Sebab, Allah Ta'ala sendiri memuliakan Kalam-Nya itu.
اِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا الذِّكۡرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰـفِظُوۡنَ
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Alquran, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya” (QS al-Hijr: 19).
Sementara, dalam hadis yang diriwayatkan Abu Na'im dari hadis Nu'man bin Ba`syir, Rasulullah SAW mengatakan, "Seutama-utama ibadah umatku adalah membaca Alquran."
Dalam hadis lainnya yang diriwayatkan Imam Turmudzi dan Ibnu Majah dari Ali, disebutkan, Nabi SAW bersabda, "Barang siapa membaca Alquran, lalu memeliharanya, lalu menghalalkan yang dihalalkan oleh Allah dan mengharamkan hal-hal yang diharamkan oleh Allah, maka Allah akan memasukkan dia ke dalam surga."
Dalam surah al-Israa' ayat 82 disebutkan, Alquran bisa menjadi obat penawar dan pembawa kesejukan bagi hati orang-orang yang beriman. Tidak demikian halnya bagi orang yang zalim. Bagi mereka ini, bila ayat-ayat Alquran dibacakan kepadanya, hanya kerugian yang akan diperolehnya.
Rasulullah SAW menegaskan, hati manusia bisa berkarat seperti halnya besi yang lama diabaikan. Lantas, sahabat bertanya kepada beliau, "Apa obatnya, ya Rasulullah?"
Nabi SAW menjawab, "Membaca Alquran dan ingat pada kematian" (HR Baihaqi dari Ibnu Umar).