Ahad 07 May 2017 11:06 WIB

Pentingnya Sentuhan Cinta Bagi Habiburrahman El Shirazy

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Indira Rezkisari
Pengunjung bedah buku Bidadari Bermata Bening karyal Habiburrahman El Shirazy melihat novel disela diskusi bedah buku Bidadari Bermata Bening di Panggung Utama Islamic Book Fair (IBF) 2017 di JCC, Sabtu (6/5).
Foto: Republika/Prayogi
Pengunjung bedah buku Bidadari Bermata Bening karyal Habiburrahman El Shirazy melihat novel disela diskusi bedah buku Bidadari Bermata Bening di Panggung Utama Islamic Book Fair (IBF) 2017 di JCC, Sabtu (6/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Novelis Habiburrahman El Shirazy membagi kiat-kiat menulis di peluncuran novel terbarunya Bidadari Bermata Bening. Cinta, ternyata salah satu komponen penting dalam setiap karya-karya yang diciptakan.

"Perlu memang aspek-aspek yang lain, tapi di dalam kehidupan umat manusia cinta itu sangat penting," kata Kang Abik di Islamic Book Fair (IBF), Sabtu (6/5).

Ia menerangkan, kalau para pembaca sadar tema cinta selalu dijadikan bumbu keemasan, setiap kali Kang Abik menuliskan novel-novel. Tentu, pemaknaan cinta yang dituturkan Kang Abik begitu luas, mencakup banyak aspek kehidupan.

Semisal, lanjut Kang Abik, novel Ayat-Ayat Cinta yang pada akhirnya Maria (salah satu tokoh) mengucapkan syahadat. Selain itu, ia mengaku sering memasukkan kalimat-kalimat alim ulama, tentu dengan bahasa yang tidak berat.

"Justru, cinta itu membuat semua jadi ringan," ujar Kang Abik.

Ia mengingatkan, Allah SWT sendiri telah menjadikan cinta sebagai sesuatu yang penting, salah satunya lewat shalat. Pasalnya, Arrahman dan Arrahim (pengasih dan penyayang), merupakan komponen yang wajib diucapkan di setiap shalat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement