REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Habiburrahman El Shirazy merupakan salah seorang penulis Indonesia yang paling fenomenal. Novel-novelnya terjual jutaan copy dan sebagian besar di antaranya sudah difilmkan. Sebut saja Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih 1 dan 2, Dalam Mihrab Cinta, Cinta Suci Zahrana, dan Ayat-Ayat Cinta 2 yang sebentar lagi akan mengambil syuting di Skotlandia.
Bedah buku dan jumpa penulis dengan Habiburrahman atau akrab dipanggil Kang Abik selalu dibanjiri para penggemarnya. Mereka tidak hanya bertanya tentang isi novel tersebut, tetapi juga tetap proses kreatif novelis lulusan Al Azhar University Kairo, Mesir itu.
Hal itu pun terjadi saat acara Meet & Greet Bersama Habiburrahman El Shirazy yang digelar di Islamic Center NTB, Mataram, Ahad (11/6). Ketika itu Kang Abik didampingi Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Haji (TGH) Muhammad Zainul Majdi, yang lulusan Al Azhar University, tepatnya doktor bidang tafsir.
Acara tersebut merupakan rangkaian Pesona Khazanah Ramadhan yan digelar oleh Pemda NTB bekerja sama dengan Harian Republika. Salah seorang audiens bertanya, “Siapakah penulis dunia dan Indonesia yang menginspirasi Kang Abik?”
Menjawab pertanyaan tersebut, Kang Abik menjawab, “Ada tiga penulis yang menginspirasi saya dalam bidang penulisan.”
Pertama, kata novelis, penulis skenario dan sutradara itu, ulama klasik abad ke-15 bernama Jalaluddin as-Suyuthi atau biasa dipanggil Imam Suyuthi (1445-1505). “Imam Suyuthi adalah seorang ulama dan penulis yang luar biasa, berasal dari Mesir. Beliau menulis 600 kitab. Tiap kitab terdiri dari berjilid-jilid, yang levelnya di atas doktor (S3) saat ini. Kitab-kitab yang beliau tulis mencakup berbagai bidang, seperti tafsir, ushul fiqih dan hadits,” tuturnya.
Kang Abik sangat kagum terhadap Imam Suyuthi yang produktivitasnya luar biasa. “Menulis 600 kitab selama hidupnya. Saya sungguh kagum, bagaimana beliau mengatur waktunya untuk menulis,” ujar Kang Abik.
Inspirator kedua, kata Kang Abik, adalah ulama kontemporer Muhammad Said Ramadhan al-Buthi (1929-2013). Ia seorang ulama terkemuka dari Syria atau Suriah. Seorang ulama yang menjadi rujukan tingkat dunia, dan dihormati oleh banyak ulama besar di dunia Islam.
"Salah satu karyanya yang paling saya kagumi adalah Mamo Zein. Ini adalah sebuah novel yang luar biasa. Novel yang mengungkapkan puncak keindahan cinta, yakni cinta kepada Allah SWT. Cinta yang bersemi di bumi dan berbuah di langit. Beliau seorang ulama besar, tapi juga menulis novel. Ini luar biasa,” papar Kang Abik.
Penulis yang juga menginspirasi Kang Abik dalam berkarya adalah sastrawan Chairil Anwar (1922-1949). “Saya membaca puisi-puisi Chairil Anwar sejak kelas V SD. Ketika itu saya tidak kenal siapa Chairil Anwar. Namun membaca karya-karyanya membuat saya cinta membaca puisi,” ungkap Kang Abik yang juga aktif membaca puisi dan bermain teater sejak SD sampai kuliah.