Jumat 05 Jan 2018 17:14 WIB

Pengusiran Tunawisma Jelang Royal Wedding Picu Perdebatan

Rep: Rossi Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Pangeran Harry dan Meghan Markle.
Foto: AP
Pangeran Harry dan Meghan Markle.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Royal Wedding akan segera digelar dalam beberapa bulan ke depan. Dan para politikus di Inggris memperdebatkan apakah perlu membersihkan tunawisma dan pengemis dari jalanan Windsor sebelum ribuan orang berdatangan menghadiri upacara tersebut.

Perdebatan yang kontroversial dimulai ketika Simon Dudley, pemimpin dewan Royal Borough of Windsor dan Maidenhead, meminta polisi melakukan tindakan keras terhadap populasi tuna wisma, sebelum Pangeran Harry dan Meghan Markle menikah di Kastil Windsor pada 19 Mei. Pada Desember, Dudley mengatakan di Twitter, "Ada epidemi tidur dan kegilaan yang kasar di Windsor."

Pernyataan tersebut telah mendapat tanggapan beragam dari pejabat Inggris lainnya, yaitu Perdana Menteri Theresa May. May mengatakan, ia tidak setuju dengan komentar Dudley, seharusnya dewan tersebut harus bekerja untuk menyediakan akomodasi bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal, seperti dilansir dari laman Travel & Leisure.

"Di mana ada masalah orang-orang yang dengan agresif mengemis di jalanan maka penting agar dewan bekerja sama dengan polisi untuk menangani pengemis yang agresif itu," ungkap May.

Dalam sebuah surat kepada polisi dan komisaris kejahatan Thames Valley Police, Dudley menunjuk pada dorongan dan intimidasi agresif di Windsor dan mencatat inisiatif di Royal Borough untuk menyediakan tempat bagi para tunawisma. Dudley mengklaim, para pengemis itu bukan tunawisma atau mereka yang mungkin tunawisma, dan menolak akomodasi yang diberikan kepada mereka.

"Jelas, tingkat kepentingan wisata diatur untuk berkembang dengan Royal Wedding pada tahun 2018, dan ada kekhawatiran yang meningkat dari penduduk kita tentang keselamatan mereka," kata dia.

Thames valley Police and Crime Commissioner Anthony Stansfeld mengatakan individu tunawisma sangat rentan dan menghadapi masalah kesehatan mental. Menurut Stansfeld, hal ini tidak semudah memasukkan mereka ke dalam van polisi dan membuangnya ke suatu tempat. Namun, ini jauh lebih rumit dari itu.

Kritik lain tentang argumen Dudley menyebut ada yang tidak sesuai dengan alasan keprihatinannya. "Jika seseorang tidur di jalan mereka tidak berada di sana karena pilihan. Mereka ada karena ada yang tidak beres," kata Murphy James, manajer Proyek Windsor Homeless. Ia juga mengatakan bahwa masalah pengusiran tunawisma karena pernikahan kerajaan yang akan datang sangat memuakkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement