REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kaum hawa membutuhkan pembalut, tampon, atau handuk sanitasi selama masa datang bulan. Memakainya sudah menjadi kebiasaan lazim, tetapi jangan sampai salah membuang pembalut bekas pakai ke tempat yang tidak seharusnya.
Studi terkini membuktikan, masih banyak perempuan di Inggris yang menyiram pembalut bekas pakai di kloset daripada membuangnya di tempat sampah. Padahal, kebiasaan itu sangat berbahaya bagi laut dan lingkungan.
Riset yang diterbitkan dalam Journal of the Institution of Environmental Sciences menunjukkan angka yang cukup masif. Setiap harinya, ada 700 ribu panty liner, 2,5 juta tampon, dan 1,4 juta pembalut dibuang di kloset Inggris.
Studi dilakukan Masyarakat Konservasi Laut Inggris bersama merek pembalut ramah lingkungan Natracare dalam rangka kampanye "Juli Bebas Plastik". Mereka hendak menggaungkan dampak negatif limbah plastik terhadap lingkungan.
Berdasarkan riset mereka, satu pak pembalut dapat berisi jumlah plastik setara empat kantong kresek. Setiap satu pembalut membutuhkan waktu 500 tahun untuk sepenuhnya rusak dan terurai di alam.
Satu dekade terakhir, relawan Masyarakat Konservasi Laut Inggris mengumpulkan lebih dari 20 ribu pembalut di pantai-pantai Inggris. Menurut organisasi Water UK, delapan persen limbah yang mencemari lautan adalah produk sanitasi.
Setiap perempuan diperkirakan menggunakan dan membuang 11 ribu pembalut selama hidupnya. Untuk membantu menjaga lingkungan, kaum hawa disarankan untuk tidak membuang pembalut di toilet atau beralih ke produk bebas plastik.
"Dengan memilih produk bebas plastik, para perempuan membantu melindungi lingkungan dan menjaga kesehatan mereka sendiri," kata Susie Hewson, pendiri dan CEO Natracare, dikutip dari laman Independent.