REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komik Si Buta Dari Gua Hantu kedua, mulai terbit Rabu (23/1). Pada edisi yang kedua, menceritakan tentang Si Buta Dari Gua Hantu atau Barda dengan Sapu Jagad, dan cerita tersendiri antara Barda dengan kekasihnya, Marni.
"Di komik kedua Si Buta Dari Gua Hantu, ada cerita sendiri antara Barda dengan musuhnya Sapu Jagad. Diceritakan bagaimana si Sapu Jagad ini menjadi jahat, dan cerita lainnya dengan kekasihnya Barda, Marni," kata penulis komik Si Buta Dari Gua Hantu, Oyas Sujiwo, di Jakarta, Rabu (23/1).
Sedangkan untuk edisi pertama lalu dengan judul Mata Malaikat, menceritakan tentang pertarungan antara Barda dengan musuhnya si Mata Malaikat. Pertempuran tersebut muncul atas dasar balas dendam Barda, karena ayahnya telah terbunuh.
Oyas mengungkapkan, karangan komik Si Buta Dari Gua Hantu diangkat dari cerita aslinya, karya Ganes TH. Munculnya kisah terbaru ini, disebutkan Oyas bukan untuk mengungguli cerita yang telah dituliskan oleh Ganes.
Akan tetapi, kisahnya lebih memperdalam tentang Si Buta Dari Gua Hantu, Barda. Oyas mengatakan, sebelumnya Ganes tidak memiliki ruang yang lebih untuk mengeksplorasi kisah karakter pendekar silat ini.
"Ada bagian yang tidak sempat didalamin, kita coba angkat. Misalnya, orang yang dicintai Barda terbunuh kita coba angkat emosinya, ada sisi-sisi yang tidak diceritakan di sesi aslinya. Sifatnya lebih memperdalam, cerita yang sudah ditulis sebelumnya hebat," ujar Oyas.
Adapun Barda merupakan anak terhormat dari Kepala Perguruan besar. Namun sikapnya dinilai sembrono, kemudian ada satu titik di mana Barda mulai menyadarinya. Yakni saat ayahnya telah terbunuh oleh Mata Malaikat, sehingga ia memutuskan untuk membalaskan dendam, tetapi tetap berusaha agar lebih dapat mengendalikan diri.
Sebelumnya Bumilangit Komik pertama kali merilis komik 'remake' Si Buta dari Gua Hantu 2017 pada lalu. Cerita ini awalnya muncul melalui media digital, Facebook yang bertepatan dengan 50 tahun Si Buta dari Gua Hantu karya Ganes TH yang riIis pertama kali pada 1967.
"Pertama kali terbit itu 2017, kita pengen lihat nih respon dari para pembacanya nih. Ini kan kita buat dengan tampilan yang baru, untuk generasi baru ini. Akhirnya sambutannya bagus, 2018 kita lanjutkan, saat ini kita juga sudah ada pembaca tetapnya," kata Oyas.
Ikuti Whatsapp Channel Republika