REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa mendorong generasi muda proaktif dan konsisten menyebarkan konten positif di media sosial (medsos). Saat ini, berita bohong atau hoaks menjadi persoalan cukup serius di Indonesia.
Di era digital, hoaks tersebar sangat cepat baik melalui medsos maupun di aplikasi chatting. "Kami berharap generasi muda bisa turut proaktif dan konsisten dalam menyebarkan konten-konten membangun yang positif melalui media sosial," kata Iwa, dalam keterangan yang diterima Republika belum lama ini.
Iwa mengatakan hoaks sangat meresahkan masyarakat. Untuk itu, generasi milenial diharapkan dapat membantu mengurangi suburnya penyebaran berita bohong.
Data statistik menunjukkan pengguna media sosial di Indonesia sekitar 150 juta orang. Sebanyak 16,4 juta berada di Jawa Barat dan kota Bandung merupakan pengguna aplikasi Facebook terbesar se-Jawa Barat. Laporan terbaru yang dirilis oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Teknopreneur ada 143,26 juta pengguna internet di Indonesia pada tahun 2017 atau sekitar 54,68 persen dari total populasi Indonesia.
"Hampir empat jam rata-rata penduduk Jawa Barat membaca berita secara daring. Tetapi yang kita sayangkan empat jam ini informasi yang dikonsumsi adalah informasi hoaks yang kurang menguntungkan kita semua," jelas dia.
Indonesia termasuk lima besar pengguna ponsel pintar di dunia. Tetapi tingkat literasinya kedua terbawah setelah Botswana di Afrika.
Hasil riset World's Most Literate Nation yang dipublikasikan pada 2016 menunjukkan Indonesia berada pada posisi ke-60 dari 61 negara yang dilibatkan dalam studi tersebut untuk urusan minat baca. Hal ini berdampak pada pengguna internet di Indonesia yang cenderung menyebarkan informasi kepada orang lain tanpa memeriksa terlebih dahulu kebenarannya.