REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Nurul Arifin meminta Jokowi untuk mengklarifikasi maksud pernyataannya saat menyampaikan sambutan di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Ahad (1/6). Dalam kesempatan itu, Jokowi diduga mencuri start kampanye dengan mengajak memilih nomor 2.
"Pak Jokowi harus dengan rela hati untuk memberikan penjelasan dan klarifikasi (ke Bawaslu)," kata Nurul Arifin di Komplek Gedung DPR, Selasa (3/6).
Menurutnya, disadari atau tidak pernyataan capres yang diusung PDIP, PKB, Nasdem, Hanura dan PKPI itu merupakan ajakan untuk memilih. Padahal, saat itu memang belum waktunya untuk melakukan kampanye. Apalagi pernyataan itu disampaikan pada waktu yang sakral.
Dikatakan dia, klarifikasi penting dilakukan untuk memberikan pelajaran terkait mana yang boleh disampaikan dan mana yang tidak. "Untuk itu dijelaskan saja, karena orang kalau sudah diberi penjelasan dan diklarifikasi ya selesai," ujarnya.
Sebelumnya, saat pengundian nomor urut capres-cawapres, Jokowi diduga melakukan curi start kampanye ketika ia mendapat kesempatan memberikan sambutan. Dalam pengundian, pasangan Jokowi-JK mendapat nomor urut dua.
"Nomor dua merupakan simbol keseimbangan, ada mata kanan ada mata kiri, ada telinga kanan ada telinga kiri, ada tangan kanan ada tangan kiri. Untuk menuju kepada Indonesia yang penuh harmoni, penuh keseimbangan, pilihlah nomor dua," kata Jokowi.