REPUBLIKA.CO.ID, Di antara berbagai permasalahan kulit, jerawat termasuk teror yang paling sering dikeluhkan perempuan. Walaupun jerawat yang timbul mungkin hanya benjolan kecil, keberadaannya tetap terasa mengganggu. "Jerawat bisa muncul akibat faktor hormonal, genetik, cuaca, stres, kehamilan, atau pola hidup yang kurang baik,' ujar dr Dewi Inong Irana SpKK.
Di ruang praktiknya, Inong memantau pemakaian kosmetik yang salah termasuk pencetus jerawat paling jamak. Beberapa kosmetik ternyata menyulitkan kulit untuk bernapas. Tersumbatnya pori-pori merupakan cikal bakal timbulnya jerawat. "Jadi, pilihlah kosmetik yang sesuai dengan jenis kulit wajah dan kualitasnya terjamin baik," sarannya.
Inong mengingatkan bedak kualitas rendah bisa membuat wajah bermasalah. Selain itu, bedak yang memadukan foundationdan bedak paling rapat menutup pori. Bedak two way cake yang awet menempel pada kulit wajah ini sebaiknya dihindari ketika wajah sedang berjerawat.
Sebagai gantinya, pilihlah bedak tabur yang bahan dasarnya relatif ringan untuk wajah. Hindari juga memakai bedak sepanjang hari, terus-menerus. Beri kesempatan kulit kita kita untuk bernapas usai beraktivitas seharian. "Cucilah muka di akhir hari, pastikan sisa-sisa bedak tergusur air," kata Inong.
Ketika wajah berjerawat, tahan saja keinginan untuk memencetnya. Ada risiko infeksi jika memencet jerawat. Umumnya, jerawat akan pecah sendiri dalam beberapa hari. “Silakan aplikasikan obat jerawat yang beredar di pasaran,” kata Inong.
Andaikan jerawat tak kunjung hilang, segera konsultasikan ke dokter spesialis kulit dan kelamin. Bantuan dokter diperlukan untuk menemukan penyebab yang mungkin berasal dari dalam tubuh. "Mungkin saja akibat stres atau alergi makanan tertentu," ucap Inong.
Selain bedak, jerawat sangat mungkin muncul akibat pemakaian blush on atau eye shadow. Lalu, cek juga tanggal kedaluwarsa perlengkapan rias wajah sehari-hari. "Bersihkan kotak dan meja rias setidaknya tiga bulan sekali," kata Inong mengingatkan.