REPUBLIKA.CO.ID, Anak yang terbiasa tidak melakukan apa-apa sendiri, semuanya dilakukan orang tuanya, akan menjadi anak yang tidak mandiri. Ketidakmandirian otomatis berdampak pada masa depannya. Dampak tercepat terlihat saat anak usia sekolah dasar.
Menurut psikolog yang juga dosen Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Evita, anak yang tidak mandiri tidak berkembang dengan baik. Pada usia ketika anak lain sudah bisa melakukan suatu hal dengan baik, ia ternyata belum bisa melakukannya. Lingkungan pun akan menilai anak dan mengomentari hal-hal yang belum bisa dilakukan anak.
Dampaknya, anak akan merasa malu. Saat berusia tiga atau empat tahun, rasa malu sudah dimiliki anak. Akibatnya, karena malu, rasa percaya diri anak menjadi berkurang. “Karena itu, orang tua harus mengondisikan anak untuk bisa mandiri,” ujarnya.
Karena ketidakpercayaan dirinya pula ia akan selalu menyerahkan segala sesuatu kepada orang tuanya. Misalnya, ketika akan makan, anak memilih disuapi ibu karena ia merasa makannya berantakan. Begitu pula dengan kemandirian lainnya.
Anak pun tumbuh dengan selalu bergantung kepada orang tuanya. Bukan tidak mungkin nanti anak akan menjadi pribadi yang selalu menyalahkan orang lain. Ketika waktu makan tiba dan anak tidak makan, ia kemudian menyalahkan ibunya. “Habis ibu tidak menyiapkan, sih!”