REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Psikolog dari Universitas Indonesia Prof Rose Mini Agoes Salim meminta orang tua untuk tidak selalu menerapkan pola asuh permisif terhadap anak-anaknya. Gaya pengasuhan yang cenderung memanjakan dan memprioritaskan kenyamanan anak tersebut dinilai dapat membentuk kepribadian anak menjadi manja dan tidak dapat mandiri.
Pernyataan ini menjadi tanggapan atas kasus pemukulan terhadap Muhammad Luthfi, chief dokter koas di Palembang. Tindakan penganiayaan tersebut bermula saat Sri Meilina, ibu kandung Lady Aurelia Pramesti, bertemu dengan Luthfi guna membahas ketidakpuasan sang anak terkait jadwal piket dokter koas.
“Kalau berbicara soal pola asuh, apa yang diterapkan ibu tersebut bisa dikategorikan sebagai Permisif, yang selalu mengiyakan dan berusaha memberi jalan agar anaknya bisa mencapai apa yang dia inginkan. Pola asuh ini sebetulnya jangan terus diterapkan, karena akan membuat anak manja, tidak bisa mengatasi masalahnya. Apalagi dia sudah usia dewasa, bukan anak-anak lagi,” kata Prof Rose Mini saat dihubungi Republika.co.id pada Senin (16/12/2024).
Seiring beranjak dewasa, kata Prof Rose, seseorang harusnya bisa menghadapi masalahnya sendiri dan tidak mengandalkan orang lain untuk mengatasi masalah kehidupannya. “Manusia dewasa dalam menghadapi masalah itu ada dua, dia fight atau flight. Fight artinya dia hadapi, kalau flight dia kabur. Nah ini, dia malah kabur dan membiarkan orang lain menyelesaikan masalahnya. Ini kan salah,” kata dia.
Menurut Prof Rose, orang tua juga semestinya bijaksana saat merespons keluhan anak terhadap berbagai masalah kehidupannya. Jika sudah di usia dewasa muda, seperti halnya Lady, orang tua disarankan hanya memberikan nasihat dan arahan supaya anak bisa menyelesaikan masalah-masalahnya dengan baik.
“Jadi tidak perlu orang tua ikut andil dalam hal-hal persoalan masalah yang dihadapi seusia dia, dan apalagi sudah koas. Jadi apapun yang terjadi, enggak perlu dengan bantuan orang tua, atau dibekingi oleh orang tuanya. Karena anak harus belajar menghadapi masalahnya sendiri,” kata Prof Rose.
Sebagai informasi, pemukulan terjadi di sebuah kafe di Palembang, di mana Luthfi memenuhi permintaan Sri Meilina (SM) untuk bertemu dan membahas jadwal piket koas anaknya, Lady. Berdasarkan hasil pemeriksaan, diduga SM kesal hingga mengintimidasi Luthfi.
Namun, Luthfi dan kawannya diam saja. Sikap diam itu ternyata dianggap tidak sopan oleh ajudan SM bernama Datuk. Tersulut emosinya, Datuk pun memukul Luthfi beberapa kali di bagian kepala. Saat ini ajudan bernama Fadillah alias Datuk telah ditetapkan menjadi tersangka.