Kamis 28 Feb 2013 09:11 WIB

Karyawan Ingin Mulai Berbisnis? Simak Dulu Ini

Perencanaan bisnis/ilustrasi
Foto: gainesvillechamber.com
Perencanaan bisnis/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Jika tak ingin terus-menerus menjadi karyawan dan memilih mandiri dengan berbisnis, Anda dapat memulai dengan memikirkan peluang meraih kebebasan finansial.

Menurut perencana keuangan Ahmad Gozali, kebebasan finansial dapat Anda capai bila Anda disiplin menabung dan melakukan penghematan, lalu tabungan Anda diputar agar bisa memberi hasil yang besar pada periode tertentu dan menghasilkan passive income sehingga Anda tidak perlu bekerja lagi. Menabung memang menunda kesenangan di masa sekarang, tetapi hasilnya sangat efektif untuk mencapai tujuan yang lebih besar di masa datang.

Lalu, berapa yang Anda sisihkan untuk tabungan dan investasi? Gozali memberikan gambarannya dengan cara mengalokasikan penghasilan Anda menjadi pos-pos berdasarkan prioritas.

Pertama adalah cicilan utang (bila ada) yang sebaiknya tidak melebihi dari 30 persen dari penghasilan bulanan, kemudian usahakan menyisihkan 10 persen dari gaji secara rutin tiap bulannya untuk tabungan. 

Bila Anda tidak mempunyai utang, jumlah yang disisihkan bisa diperbesar lagi, misalnya, 30 persen yang dapat digunakan untuk investasi dan proteksi (asuransi). Dengan demikian, 70 persen sisanya dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari.

Ada beberapa jenis kendaraan untuk investasi, antara lain, tabungan, deposito, emas, saham, reksa dana, properti, ataupun unit bisnis.

Untuk memilihnya, perlu dipertimbangkan biaya yang diperlukan, pendapatan yang didapat, profil risiko, apakah Anda takut terhadap risiko kehilangan uang atau tergolong berani, keterampilan yang diperlukan untuk memilih produk investasi, dan banyaknya waktu keterlibatan Anda untuk melakukan investasi.

Selanjutnya, Gozali menyarakan agar tidak menaruh semua uang Anda pada satu produk investasi untuk meminimal kan risiko. Jika Anda sekarang ini masih bekerja, Gozali lebih sarankan agar kira-kira sekitar 70-80 persen dari alokasi uang keperluan investasi tadi bisa diinvestasikan ke dalam aset seperti deposito dan reksa dana.

Deposito digunakan untuk berjaga-jaga, sedangkan reksa dana digunakan untuk mendapatkan pengembangan. Sementara, sisanya yang 20-30 persen, bisa mulai digunakan untuk investasi ke dalam usaha dengan cara berpatungan dengan teman atau saudara yang bisa mengelola usaha.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement