Senin 03 Jun 2013 13:37 WIB

Dapur Bersih dan Dapur Kotor, Butuh atau Gengsi?

Dapur bersih
Foto: sheknows.com
Dapur bersih

REPUBLIKA.CO.ID, Dapur tak jarang diidentikkan dengan tempat kotor, lantai berminyak, serta meja kerja kusam. Dengan imej seperti ini lantas membuat orang enggan menginjakkan kakinya ke dapur. Terciptalah tren kafe dan restoran. ''Sekarang kita merasa lebih trendi kalau makan-makan di restoran atau kafe,'' ujar konsultan desain, Imelda Akmal. Selain kafe, kecenderungan yang kerap muncul adalah keberadaan pantry atau dapur bersih di dalam rumah.

Saat ini, di rumah-rumah keluarga menengah di kota besar sudah semakin sulit dijumpai dapur yang hitam penuh jelaga dan lantai yang lengket. Yang tampak adalah pantry yang dilengkapi dengan perkakas dapur modern dan ditata cantik. Bila dapur basah digunakan untuk memasak, maka pantry justru lebih banyak digunakan untuk menghangatkan makanan sebelum disajikan. Atau digunakan untuk memasak sesuatu yang praktis, yang kalaupun menggunakan bumbu-bumbu, semuanya sudah setengah jadi.

Pantry juga kerap dilengkapi perkakas modern, seperti kompor gas atau listrik, cookerhood (penghisap asap), pencuci piring (dishwasher), kulkas, oven, microwave, dan sink (bak cuci piring) dengan berbagai model kran, laci, drawers, dan automatic stopper.

Sekadar meniru Barat ''Lahirnya dapur bersih (pantry) itu sebenarnya usaha masyarakat Indonesia untuk menyerap budaya Barat,'' papar Imelda. Namun sebenarnya, kaidah yang berlaku di Barat adalah karena si empunya rumah suka memasak, maka ia mengundang sejumlah teman untuk menikmati santapan di dapur. Tak heran jika ruang makan terletak berdekatan dengan dapur bersih. ''Agar si empunya rumah bisa memasak sambil mengobrol dengan tamunya dalam suasana akrab,'' imbuh Imelda.

Pakar kuliner, William Wongso, menilai banyak rumah mewah yang tidak memperhatikan ukuran dapurnya. ''Meskipun banyak orang mengatakan menyukai dapurnya, tetapi ukuran dapur bersih dan dapur kotor yang relatif kecil dibandingkan dengan ruang lainnya, memperlihatkan bahwa orang tersebut tidak memberikan prioritas pada dapur,'' katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement