Selasa 24 May 2011 20:36 WIB

Klaim Hasil Uji Lintasi Awan Vulkanis: Tak Ada Materi Mengancam di Langit

Pesawat melintas awan vulkanis hasil erupsi Gunung Grimsvotn, Islandia
Foto: Reuters
Pesawat melintas awan vulkanis hasil erupsi Gunung Grimsvotn, Islandia

REPUBLIKA.CO.ID, Bos sebuah maskapai di Inggris bernama Ryanair mengklaim bahw tidak ada material debu vulkanis di wilayah udara Skotlandia. Klaim itu dikeluarkan setelah satu satu pesawat maskapai tidak mengalami gangguan apa pun usai melintasi gumpalan awan yang keluar dari erupsi Gunung Grimsvotn, Islandia.

Sebuah pengetesan penerbangan dikirim ke zona konsentrasi awan gelap. Pesawat itu terbang dari Glasgow Prestwick, utara Inggris, ke Inverness dataran tinggi utara Skotlandia, lalu dari Aberdeen, Skotlandia, turun ke Edinburgh.

Usai pengetesan dilakukan inspeksi terhadap pesawat. Dalam pemeriksaan, petugas tidak menemukan bukti keberadaan debu vulkanis di kerangka pesawat, sayap maupun mesit, demikian menurut perusahaan.

CEO Ryanair, Michael O'Leary, seperti yang dikutip Sky News, menyatakan mereka membuktikan melalui pemeriksaan teruji bahwa tak ada material debu vulkanis di atas Skotlandia. "Jadi sepenuhnya aman, tak ada apa pun di atas sana," ujarnya.

Michael mengatakan keputusan untuk terbang melewati asap vulkanis dilakukan setelah Otoritas Penerbangan Sipil (CAA) memberi peringatan waspada setelah mendapat data dan informasi yang diberikan badan meteorologi Inggris, Met Office

Ia menuding kedua lembaga tersebut tidak kompeten. "Kita seharusnya tidak dilarang terbang hanya berdasar bagan salah dari Met Office dan inkompetensi birokrasi CAA," ujarnya.

Pengumuman dan peringatan yang diberikan kedua lembaga itu telah menyebabkan kekacauan jadwal terbang dengan prediksi awan debu vulkanis akan menyebar hingga Skotlandia. Bahkan layanan penerbangan transatlantik juga ditiadakan setelah abu diramalkan mencapai Bandara Heathrow, hari ini.

Sementara badan regulasi lalu lintas udara Eropa, Eurocontrol, mengatakan total 252 penerbangan, terutama dari dan ke Skotlandia, sejauh ini telah dibatalkan.

sumber : Sky News
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement