REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: M. Samsul Arifin *)
“Kita ingin menantu idaman adalah Pramuka. Anak Pramuka harus bangga dengan kedua orang tua dan keluarganya”. Demikian kata Adhyaksa Dault, Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka dalam berbagai kesempatan wawancara media. Meski anggaran untuk Kwarnas Gerakan Pramuka terbatas, namun banyak sekali kegiatan Pramuka yang mengarah pada tujuan tersebut.
Saya juga mewawancarai Adhyaksa agar informasi dalam tulisan ini lebih kaya. Berikut lima cara Adhyaksa menjadikan Pramuka menantu idaman, yang menarik dari tinjauan ilmu komunikasi, khususnya dalam teknik pelibatan generasi millenial.
Pertama, lomba foto dengan orangtua. Adhyaksa Dault mengatakan, saat ini anak-anak kita rela antri berjam-jam, bahkan menangis demi bisa berfoto dan melihat wajah idolanya. Foto sang idola juga mereka pajang di kamar. Mereka juga banyak bergabung dalam fans-fans club.
Menurut Adhyaksa, mereka tidak bisa disalahkan sepenuhnya, karenanya harus ada kegiatan yang mengarahkan mereka dan kegiatannya bersifat fun. Itulah mengapa Kwarnas Gerakan Pramuka mengadakan Lomba Foto Pramuka dengan orangtuanya. Perlahan mereka diharapkan dapat menyadari bahwa idola sesungguhnya adalah kedua orangtuanya yang telah melahirkan, membesarkan dan tak pernah berhenti mendoakannya setiap hari.
Saya lihat, hasilnya luar biasa, anak Pramuka dari seluruh Indonesia berlomba-lomba untuk berfoto bersama Bapak dan Ibunya. Foto-foto itu mereka unggah di media sosial dengan tagar #IdolakuOrtuku. Pemenangnya sudah diumumkan di Gedung Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada 30 September 2015.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah menjadikan setiap anak Indonesia bangga dengan orangtuanya, apapun profesinya. Jika melihat antusiasnya para peserta dan foto-foto karya mereka, tujuan ini dapat dibilang tercapai. Banyak foto mengharukan, salah satunya foto seorang Pramuka putri dengan ayahnya yang berprofesi sebagai tukang becak.
Kedua, gerakan membasuh kaki ibu. Kwarnas Gerakan Pramuka mengadakan kegiatan membasuh kaki ibu secara massal pada Rabu, 21 Desember 2016, di Area Air Mancur, Taman Rekreasi Wiladatika Cibubur, Jakarta Timur. Ketua Panitianya adalah Sari Madjid, senior Teater Koma yang juga Andalan Nasional Gerakan Pramuka urusan Kominfo.
Isak tangis kebahagiaan mewarnai kegiatan ini. Sebanyak 500-an Pramuka se-Jabodetabek mengikuti kegiatan membasuh kaki ibu ini. Termasuk Adhyaksa Dault, ia tak hanya sekadar mengimbau, tapi juga ikut membasuh kaki ibu dan mengunggah fotonya di instagram dengan tagar #PramukaSayangIbu.
Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault mengatakan, kami ingin setiap orangtua bangga anaknya ikut Pramuka. Tolak ukurnya sederhana, yaitu sikap dan perilaku sang anak terhadap kedua orangtuanya. Pramuka bukan hanya cakap dalam membantu sesama saat terjadi bencana di lapangan, tapi juga santun dan hormat kepada kedua orangtuanya.
Sementara itu, pada 2017 kemarin, Kwarnas Gerakan Pramuka mengajak seluruh Pramuka mengunggah foto bersama ibunya di media sosial dengan tagar #PramukaSayangIbu. Responnya luar biasa. Foto-foto Pramuka memeluk ibu, mencium tangan ibu, membasuh kaki ibu, dan sebagainya memenuhi ruang media sosial instagram.
Ketiga, memberi hadiah bagi Pramuka yang menyimpan foto orangtua di dompetnya. “Siapa yang di dompetnya ada foto papa dan mamanya, atau siapa yang di instagramnya mengunggah foto papa dan mamanya?.” Pertanyaan ini disampaikan Adhyaksa Dault saat peresmian Gedung baru Gerakan Pramuka Kwarcab Kabupaten Tangerang (30/8/2016). Hampir setiap sambutan dalam berbagai kegiatan Pramuka, ia juga selalu menanyakannya.
Keempat, menghidupkan tagar #setiappramukaadalahkantorBerita. Media sosial banyak manfaatnya, namun jika penggunanya tidak mendapatkan pendidikan maka bisa berbahaya. Banyak kasus penipuan, penjualan narkoba, pornografi, bahkan pemerkosaan terjadi karena ketidaktahuan dalam mencerna informasi, dan komunikasi di media sosial.
Itulah sebab, Kwarnas Gerakan Pramuka di era kepemimpinan Adhyaksa Dault mempunyai tagline “Setiap Pramuka adalah Kantor Berita”. Tujuannya, setiap Pramuka bertanggungjawab terhadap akun media sosialnya. Setiap Pramuka wajib menjaga nama baik pribadi, keluarga, agama, bangsa dan negara di media sosialnya. Sebab, setiap Pramuka adalah wartawan, pemimpin redaksi bagi akun media sosialnya.
Harapan orangtua agar anaknya mampu menggunakan media sosial dengan baik begitu besar. Merespons itu, Kwarnas Gerakan Pramuka membuat 10 tugas Pramuka di media sosial, mengadakan pelatihan membuat video dengan telepon genggam, literasi digital, pelatihan menulis, dan berbagai lomba berbasis media sosial.
Selama tahun 2017, misalnya, fokus pelatihan dimaksimalkan pada pembuatan video dengan telepon genggam. Pelatihan ini diselenggarakan dua kali, yaitu pada Minggu, 4 Juni 2017 di Kwarnas Gerakan Pramuka dan pada Sabtu, 5 Agustus 2017 di Taman Rekreasi Wiladatika Cibubur Jakarta Timur.
Pelatihan membuat konten lainnya, setiap bulan dilaksanakan. Terinspirasi dari ini, beberapa Kwartir Daerah, Kwartir Cabang, Kwartir Ranting, dan Gugus Depan di Indonesia juga mengadakan pelatihan serupa. Kwarnas Gerakan Pramuka juga menjadi organisasi pertama yang melaporkan ratusan penyebar konten porno dan kekerasan kepada Kapolri, Jenderal Badrodin Haiti (4/5/2016).
Menurut Adhyaksa, kita harus memulai dari hal-hal sederhana yang disukai Pramuka, serta saat ini mereka suka internet dan telepon genggam. Karenanya, di tangan Pramuka internet dan telepon genggam harus lebih bermakna. Pramuka harus jadi pembuat konten yang benar dan bermanfaat.
Kelima, mempopulerkan tagline “menantu idaman adalah pramuka”. Ucapan ini selalu disampaikan Adhyaksa. Videonya juga viral di kalangan Pramuka.
Apa tujuannya? Dalam sebuah diskusi, Adhyaksa mengatakan, saya yakin semua orangtua ingin mendapatkan menantu terbaik, saya merasakan itu karena saya juga punya anak. Saya melihat anak-anak sekarang suka bercanda soal jomblo di media sosial, maka ketika saya mengatakan menantu idaman adalah Pramuka mereka langsung suka, bahkan mereka membuat poster dan meme tentang itu.
Di Gerakan Pramuka ada Dasa Darma, yang berbunyi: (1) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (2) cinta alam dan kasih sayang sesama manusia; (3) patriot yang sopan dan kesatria; (4) patuh dan suka bermusyawarah; (5) rela menolong dan tabah; (6) rajin, terampil dan gembira; (7) hemat, cermat dan bersahaja; (8) disiplin, berani dan setia; (9) bertanggung jawab dan dapat dipercaya; serta (10) suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Bagi Adhyaksa, jika Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka itu benar-benar diamalkan oleh seorang Pramuka, maka dipastikan dia akan menjadi idaman setiap orangtua. Menantu idaman bukan karena berseragam Pramuka dengan segala penghargaannya, namun karena dia mengamalkan Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka.
Dengan demikian, kampanye “menantu idaman adalah Pramuka” untuk menjadikan Pramuka lebih semangat dalam mengamalkan Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka. Adhyaksa menginginkan mereka menjadi kader bangsa yang andal, sehingga mereka mampu memberikan kontribusi maksimal dalam gotong-royong menjadikan Indonesia juara di segala bidang pada 2045 nanti. Semoga!.
*) Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi UMJ