Jumat 16 Mar 2018 08:05 WIB
Inspira

Anda adalah Anugerah

Untuk menjadi pribadi yang penuh anugerah maka hidup harus memiliki manfaat

Erik Hadi Saputra
Foto: dokpri
Erik Hadi Saputra

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Erik Hadi Saputra*)

Pembaca yang kreatif, beberapa waktu yang lalu saya mengisi talkshow bersama rekan saya Budi Setyahandana di acara Pelangi Inspirasi Programa Satu RRI. Dalam uraian melayani sepenuh hati, Pak Budi menyampaikan ada tiga alasan dalam melayani yaitu melayani karena upah, hadiah, dan anugerah. 

Melayani karena upah menjelaskan bahwa yang diinginkan adalah imbalan (uang). Biasanya yang seperti ini hanya untuk kepentingan bertahan hidup (survive) saja. Contohnya adalah saat kita melihat pegawai kantor tersenyum yang dibuat-buat, yang oleh orang kebanyakan mulai mengenalnya dengan senyum Standar Operasional Prosedur (SOP). Senyuman tersebut dilakukan karena tuntutan perusahaan, tersenyum karena ada tunjangan khusus.

Melayani sebagai hadiah, yaitu pelayanan yang sudah mulai menanjak lebih tinggi dari upah. Senyumnya sudah terbiasa dan mulai dinikmati untuk dilakukan. Sutradaranya adalah diri sendiri.

Bekerja karena merasa bahwa hal itu merupakan sesuatu yang diperlukan tingkatannya sudah lebih baik. Orang yang seperti ini akan mendapatkan hadiah dari yang dilakukannya. Bekerjanya jadi lebih baik, perusahaan akan memberikannya insentif karena prestasi yang dilakukan. Pelanggan senang dan merasa terbantu dengan pelayanan yang diberikan. 

Alasan melayani yang ketiga adalah karena pandangan bahwa itu adalah anugerah. Kenginannya bukan lagi terletak pada imbalan dan hadiah, namun sudah kepada tingkatan pemahaman yang tinggi, yakni tentang arti kehidupan. Rasa syukurnya kepada Tuhan atas kesehatan, rezeki yang mengalir, keluarga yang harmonis, dan anak-anak yang membanggakan membuat orang ini merasa memiliki rasa terima kasih yang tinggi atas semuanya. 

Rasa terima kasih itu diwujudkan berupa ketulusan dalam melayani, tutur kata yang lembut, dan memiliki empati yang tinggi. Karena rasa syukur ini membuat semangat melayaninya sudah melewati batas keinginan. Inilah orang yang bekerja karena panggilan jiwa, bekerja karena rasa syukur kepada yang maha pencipta. Oleh karena itu, orang jenis ini akan mendapatkan kebahagiaan, hidupnya sukses dan bahagia. 

Pembaca yang kreatif, untuk menjadi pribadi yang penuh anugerah maka hidup harus memiliki manfaat. Kehidupan orang yang hebat melalui proses jatuh-bangun, menanjak dan terkadang menurun. Beberapa di antara kita saat lulus kuliah mencoba berbisnis dan gagal pada permulaannya. Melamar pekerjaan dan ditolak untuk yang kesekian kalinya. Mengikuti SNMPTN, SBMPTN, ujian Masuk PTN bahkan kedinasan luput dari genggaman. 

Kalau kita merasa sudah bersungguh-sungguh dan hasilnya masih belum sesuai dengan yang diharapkan, maka memotivasi diri untuk bersabar dan kuat mengikuti proses ini akan sangat membantu mewujudkan anda yang suatu saat nanti menjadi pribadi yang berkualitas dan bermutu dalam meraih keberhasilan. 

Ikuti saja rencana-Nya maka Anda akan mendapatkan hikmah yang mendalam suatu saat nanti. Teruslah mencoba dengan memberikan sesuatu yang terbaik dari diri pribadi. Jadikan hidup anugerah bagi orang lain. Yang mesti diingat adalah terdapat 25 alfabet (B-Z) lain selain huruf A. 

Satu pintu A tertutup yakinlah pintu lain (B-Z) akan dibukakan. Lalu mengapa sebagian orang mengatakan bahwa pintu yang lain tidak pernah dibukakan? Sebenarnya pintu yang lain dibukakan, namun karena orang tersebut terlalu fokus pada pintu yang ditutup, sehingga tidak pernah merasa ada pintu lain yang dibukakan. Sehat dan sukses selalu.

 

*) Kaprodi S1 Ilmu Komunikasi dan Direktur Kehumasan & Urusan  Internasional, Universitas AMIKOM Yogyakarta

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement