Mobnas atau Mobil Nasional merupakan sebuah kemampuan industri mobil yang berasal dari Indonesia. Indonesia sebagai salah satu pasar otomotif terbesar di dunia, sudah saatnya memiliki mobil nasional yang dapat diandalkan.
Sebelumnya, Indonesia sudah beberapa kali tercatat memiliki mobil nasional. Kurang lebih ada tujuh mobil nasional yang pernah dikembangkan oleh anak bangsa. Ketujuh mobil tersebut yakni Marlip, Maleo, Gea, Tawon, Komodo, Timor dan Esemka Digdaya, serta tambahan Esemka Rajawali.
Bagi kalangan industri, pasar domestik tetap menjadi sasaran empuk. Hal ini menjadi sebuah peluang bagi mobil nasional, apalagi kalau kalau harganya terjangkau.
Program mobil nasional ini dapat semakin cepat terwujud, jika pemerintah bisa mendorong pertumbuhan infrastruktur jalan sebanding dengan kecepatan produksinya. Oleh karenanya, ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk membesarkan mobnas.
Pertama, anggaran dana untuk riset dan pengembangan. Tak bisa dipungkiri lagi, bahwa pemerintah Indonesia belum memberi perhatian cukup untuk pengembangan dan riset teknologi, terlihat dari segi dana. Pemerintah harus mengucurkan dana, tanpa harus menimbang untung ruginya dalam jangka pendek. Setidaknya, membuat mobil tidak akan perlu uang sebanyak membuat pesawat terbang. Keuntungan yang pasti yaitu kita akan membangun brand Indonesia sebagai negeri produsen mobil.
Kedua, mendorong masyarakat untuk lebih memilih menggunakan produk-produk Indonesia. Masyarakat mengharapkan mobil nasional tersebut bisa mengikuti Pameran Mobil Nasional di Jakarta, sehingga masyarakat luas dapat langsung mengetahui produk ini. Pasar lapisan bawah, justru menurut saya jauh lebih banyak dan harus dikejar, sebelum mobil impor dari Cina memasuki pasar dalam negeri.
Pemerintah perlu membuat kebijakan membatasi impor untuk barang-barang yang sebenarnya sudah bisa diproduksi di dalam negeri sendiri. Seperti Walikota Solo Joko Widodo, yang telah menggunakan salah satu mobil buatan anak bangsa sebagai mobil dinas. Saya kira, pemimpin seperti Pak Joko inilah yang akan mendongkrak ekonomi rakyat. Sehingga, pada akhirnya Indonesia akan menjadi negara produsen.
Ketiga, proses pengembangan hasil karya skala kecil dipercepat agar segera bisa mewujudkan produk teruji. Belum dipasarkan saja, sudah banyak harapan yang ditimpakan pada Mobnas. Salah satu yang menonjol adalah harapan agar Mobnas bisa menjadi mobil yang ramah lingkungan. Jadi, negeri ini tidak terus bergantung pada BBM.
Kita juga harus mempertimbangkan aspek kelayakan secara ekonomi dan daya saing di pasar. Agar bisa diterima pasar, produsen mobnas perlu memikirkan kualitas kendaraan yang dibuat. Kualitas kendaraan tersebut meliputi kelayakan jalan, garansi, suku cadang, dan kemampuan memenuhi permintaan pasar.
Sudah sejak lama semestinya negeri ini memiliki industri mobil dalam negeri. Hal ini untuk mendukung terciptanya sebuah kondisi di mana rakyat Indonesia bisa memiliki mobil terjangkau. Sekaligus, menciptakan sebuah nilai prestasi anak bangsa. Hal ini tidak bisa diciptakan oleh kondisi kita, jika hanya berperan sebagai salah satu konsumen otomotif terbesar di dunia.
Memang, industri otomotif Indonesia sudah eksis sejak lama. Indonesia dikenal sebagai negara eksportir otomotif di kawasan Asia. Namun, mobil yang kita ekspor tidak lain adalah mobil merek negeri lain, yang perakitannya dikerjakan di Indonesia. Alias, tidak ada satupun mobil atau motor merek Indonesia dan buatan asli rakyat Indonesia yang kita ekspor. Jangankan ekspor, di jalan raya sendiripun tidak ada mobil atau motor merek Indonesia.
Sejak puluhan tahun yang lalu, kita hanyalah pengguna otomotif buatan Jepang, Amerika, Jerman, China, dsb. Sangat wajar apabila dengan jumlah pemakai kendaraan bermotor yang sangat banyak, kita memiliki sendiri industri otomotif nasional.
Legislator dari Dapil Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan Luar Negeri ini mengatakan bahwa kehadiran mobil nasional merupakan tantangan bagi Indonesia, mengingat Indonesia memiliki potensi pasar yang besar.
Sebagai anak negeri, saya menaruh harapan yang besar pada Mobnas. Semoga, pemerintah memanfaatkan momentum popularitas Mobnas ini sebagai sebuah awal dari berdirinya industri mobil nasional. Kita harus bangga dengan produk buatan dan merek dalam negeri sendiri. Dengan melihat perkembangan ini, berita mengenai pelajar kita tidak lagi mengenai soal perkelahian. Tapi kini, mengenai prestasi mereka.
Shinta Mutiara
SMK Prudent School