REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Nana Sudiana *)
Dunia zakat terus berubah, sekaligus berbenah. Setiap Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) seakan berkejaran dengan waktu untuk menjadi yang terbaik dan bisa dipercaya publik. Inovasi program, cara penghimpunan, pendayagunaan zakat serta pengelolaan organisasinya pun terus dilakukan. Terobosan-terobosan baru dan penyempurnaan berbagai macam aktivitas pengelolaan OPZ juga terus dikembangkan. Berbagai macam standar, indeks atau parameter keunggulan atau pengukuran kinerja juga terus dikaji dan ditingkatkan.
Keinginan sejumlah OPZ, baik Baznas maupun LAZ untuk menjadi terunggul dalam pengelolaan zakat di Indonesia bahkan di dunia, menjadi salah satu spirit yang juga dirasakan banyak OPZ yang ada. Saat yang sama sejumlah OPZ juga terus memperbaiki diri dan meningkatkan kapasitasnya baik secara internal maupun bersinergi bersama. Kolaborasi antar OPZ dari hari ke hari semakin massif saja, baik dari sisi sinergi program, kajian serta pengembangan kelembagaan.
Di tengah dinamika positif ini, organisasi pengelola zakat, baik Baznas maupun LAZ terus meningkatkan kualitas SDM-nya. Sejumlah organisasi zakat mulai secara serius melakukan rekrutmen anak-anak muda alumni berbagai kampus terbaik di Indonesia. Mereka anak-anak muda yang fresh graduate ini datang dari misalnya kampus IPB, UIN, UI, UGM, ITB, ITS, Unair, Unand, Undip, Unhas, dan sejumlah kampus lainnya di Indonesia. Bahkan, sejumlah organisasi pengelola zakat lainnya sudah mulai diisi alumni-alumni universitas terbaik dari sejumlah kampus di luar negeri, baik dari Mesir, Malaysia, Sudan, Korea, Jepang dan lain sebagainya.
Anak-anak muda ini selain masih semangat dan punya antusisme yang tinggi serta skill yang mumpuni, juga mereka sangat percaya diri. Mereka kini hadir bukan di satu atau dua lembaga saja, namun juga ada di sejumlah organisasi pengelola zakat. Mereka juga sebagiannya adalah para aktivis kampus yang sebelumnya telah terbiasa mengorganisir orang-orang selama ia aktif dan hidup di kampus.
Selain percaya diri, ternyata kemampuan bahasa asing mereka juga cukup baik, seperti bahasa inggris, arab, dan beberapa bahasa lainnya mereka juga bisa menguasainya dengan cukup baik. Dalam event-event besar organisasi pengelola zakat, kita akan tahu bagaimana anak-anak muda ini dengan cekatan akan melakukan berbagai macam aktivitas dengan amat mengesankan dan terampil.
Dalam dinamika dunia zakat seperti ini, semua Organisasi Pengelola Zakat memiliki peluang yang sama untuk maju dan berkembang. Peluang menjadi yang terbaik, unggul dalam program dan memiliki inovasi dalam sejumlah aktivitas bukan hal yang sulit dilakukan. Dengan begitu, situasi ke depan yang akan terjadi di dunia zakat justru tantangannya bukan seberapa banyak dana yang berhasil dihimpun, namun lebih kompleks lagi. Yakni, seberapa hebat organisasi mengelola dirinya, juga seberapa mampu ia menampilkan keunggulan-keunggulan dalam melayani muzaki dan mustahiknya.
Keunggulan pelayanan, riset, manajerial, serta kemampuan memetakan dan mengatasi kemiskinan secara sistematis dan berkelanjutan dengan program yang paling efektif dan efisien inilah yang menjadi tantangan organisasi pengelola zakat. Bila masih ada organisasi zakat merasa masih saja bersaing dalam urusan penghinpunan dengan organisasi lainnya, ia mungkin belum move on. Belum melek situasi yang sebenarnya.
Bisa juga ia kelamaan di zona nyaman, sehingga lupa mengubah diri dan menyesuaikan dengan peta baru dunia zakat di masa depan. Saat ini, mungkin belum terlalu terasa situasinya, namun dalam tiga tahun hingga lima tahun ke depan, semuanya akan merasakan apa yang terjadi nanti. Jangan salahkan diri sendiri dan organisasi masing-masing bila tiba-tiba nanti organisasi yang tak melakukan apapun saat ini akan tertinggal jauh di belakang organisasi yang lain.