Rabu 04 Jul 2012 22:30 WIB

Euro Cup Versus Parenting

Asma Nadia
Foto: Republika/Daan
Asma Nadia

REPUBLIKA.CO.ID, oleh: Asma Nadia

Buat sebagian besar kaum ibu yang bukan penggemar bola, agenda Euro Cup mungkin tak ubahnya hari-hari biasa. Lalu, adakah hubungan Euro Cup atau Piala Eropa dengan para ibu dalam kaitan tumbuh kembang anak?

Pertanyaan itu terlintas seiring antusias putra kami menanti setiap pertandingan di televisi. Dengan setia, si bungsu akan menunggu sekalipun kadang pertandingan dimulai dini hari. Mendadak acara sepak bola menjadi sesuatu yang superpenting dan tak boleh dilewatkan. Rutinitas yang sering dikeluhkan kakaknya yang tidak terlalu menyukai olahraga tersebut.

Pelajaran pertama, pikir saya, Euro Cup menjadi momen mengasah toleransi, kemampuan menghargai minat orang lain. Pernah ketika saya dan si kakak sedang menonton serial televisi favorit dan cerita hampir mencapai puncak, si bungsu berteriak-teriak panik, mengingatkan pertandingan yang sudah mau kick off.

Wajar jika sang kakak protes karena serial yang kami tonton sudah memasuki episode akhir dan cerita akan terputus jika saluran televisi diganti. Jalan tengah diambil. Kami sama-sama mengalah. Televisi terpaksa berpindah-pin dah channel. Sama-sama tidak puas, tetapi se mua mendapatkan sebagian dari keinginannya.

Bagi ayah bunda dengan anak penggemar bola, ada hikmah lain yang bisa dipetik. Euro Cup adalah saat melihat bagaimana anak berekspresi terhadap sesuatu. Apakah mereka marah ketika kesebelasan unggulannya kalah? Apakah ananda akan mengeluar kan kata tidak pantas saat tendangan tim favoritnya membentur tiang gawang atau ber sikap sebaliknya, me lonjak kegirangan dan tak terkendali saat merayakan gol kemenangan? Akhlak mereka dalam antusiasmenya akan terlihat. Jika ini terjadi, kesempatan bagi ayah bunda untuk meluruskan.

Piala Eropa menjadi momen pembelajaran dan pembuktian bahwa sebenarnya para orang tua memiliki kekuatan untuk tetap produktif, lebih dari yang diperkirakan. Sayangnya, ketika menyangkut urusan anak-anak; menemani mereka belajar atau sekadar bermain, beberapa dari kita kerap kali abai pada kepentingan anakanak dengan alasan yang cenderung dicari-cari.

Meskipun, kenyataannya selama musim pertandingan, para ayah dan sebagian bunda bisa bertahan sampai pagi dan tetap sehat menjalani rutinitas sehari-hari.

Euro Cup dan agenda sejenisnya juga menjadi momen menghargai kebersamaan. Selain tidak ingin memiliki suami perokok, doa saya dulu adalah memperoleh pendamping yang bukan penggemar sepakbola. Alasannya, televisi hitam putih 14 inci yang menjadi sumber satu satunya hiburan di rumah tersita oleh pertanding an demi pertandingan yang hanya bisa dinikmati papa. Doa tersebut dikabulkan.

Tetapi, bungsu kami sangat suka bermain dan menonton sepak bola. Dan, hal ini bukan sesuatu yang buruk. Demi mengikuti minat anak, akhirnya ayahnya ikut menonton bola. Sebagai ibu, saya berusaha menerima dan menikmati karena ini bagian dari edukasi. Dengan demikian, keluarga tidak terpecah oleh provokasi dan daya tarik si kulit bundar.

Sang kakak yang awalnya tidak menyukai bola, akhirnya malah hafal nama-nama pemain, klub, dan bisa mengikuti perbincangan tentang sepak bola dengan teman-temannya. Hal yang menjadi nilai plus dalam pergaulan.

Ada catatan lain terkait Piala Eropa buat saya sebagai orang tua, memastikan anak-anak tidak terlena. Sebab, sepak bola dengan segala daya tariknya juga bisa berpotensi melalaikan anak dari kebaikan. Terkadang, saat jeda iklan, saya melemparkan pertanyaan tentang sahabat Rasulullah dan mengingatkan jika ternyata mereka menghapal lebih banyak nama pemain bola daripada sahabat-sahabat Nabi SAW.

Pertandingan yang dimulai agak malam juga menyadarkan saya untuk mengawal ananda agar tidak melewatkan shalat. Menyelesaikan shalat adalah tiket bagi si bungsu untuk menonton Piala Eropa.

Terkait merchandise, kami juga merasa perlu memberi pengertian agar tidak memakai kaus bola yang mengiklankan minuman beralkohol atau judi. Sebab, jika bersikap pasif, tanpa sadar ikut mempromosikan yang diha ram kan Allah. Kemeriahan Euro Cup dan potensinya mengalirkan rezeki bagi beberapa pihak, utamanya stasiun televisi, juga memunculkan catatan lain.

Ini terkait adanya iklan kontrasepsi dan pompa air yang tidak pantas. Padahal, sekalipun pertandingan berlangsung larut malam, Euro Cup menjadi sesuatu yang ditunggu banyak orang. termasuk oleh anak-anak dan remaja. Sungguh, sebagai ibu, saya memberi apresiasi tinggi jika stasiun televisi yang mena yangkan acara besar semisal Euro Cup, selektif memilih iklan agar mata belia anak-anak kita terjaga.

sumber : resonansi
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement