Rabu 07 Jul 2010 00:27 WIB

Soedermandji, Anwar Sutan, dan Nawir Pernah Bermain di Piala Dunia

Soedermandji, Anwar Sutan, dan Nawir Pernah Bermain di Piala Dunia

Rep: Antara/ Red: Budi Raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapan ya Indonesia bisa tampil di Piala Dunia? Harapan itu mungkin menjadi harapan anda juga. Ya, keinginan bersama untuk melihat tim 'merah putih' tampil di ajang sepakbola terakbar di dunia ini.

Entah, sampai kapan harapan itu bisa terwujud. Sulit untuk bisa diperkirakan jika melihat kondisi sepakbola nasional yang masih carut-marut. Namun untuk sekadar menghibur diri, Indonesia ternyata pernah juga loh tampil di turnamen empat tahunan itu. Gak percaya?

Itu terjadi saat Piala Dunia dihelat di Prancis tahun 1938. Memang waktu itu, kesebelasan yang dikirim belum atas nama Indonesia, karena kita pun belum merdeka. Karena itu, nama yang diusung adalah Nederlandsche Indiesche atau Netherland East Indies atau Hindia Belanda. Indonesia kala itu merupakan negara Asia pertama yang berlaga di Piala Dunia.

Tiket untuk Indonesia itu sebenarnya milik Jepang. Karena situasi tidak menentu di Eropa dan sulitnya perjalanan ke Prancis, waktu itu masih ditempuh melalui kapal laut, membuat Jepang menolak hadir. Jepang menyerahkan peluangnya kepada Hindia Belanda untuk tampil mewakili zona Asia di kualifikasi grup 12.

Pengiriman kesebelasan Hindia Belanda bukannya tanpa hambatan. NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie) atau organisasi sepak bola Belanda di Jakarta bersitegang dengan PSSI yang telah berdiri April 1930, soal pengiriman para pemainnya. PSSI yang diketuai Soeratin Sosrosoegondo, insinyur lulusan Jerman yang lama tinggal di Eropa, ingin pemain mereka yang dikirimkan.

Namun, akhirnya kesebelasan dikirimkan tanpa mengikutsertakan pemain PSSI dan menggunakan bendera NIVU yang diakui FIFA. Ditangani pelatih Johannes Mastenbroek, pemain kesebelasan Hindia Belanda adalah mereka yang bekerja di perusahaan-perusahaan Belanda. Tercatat nama Bing Mo Heng (kiper), Herman Zommers, Franz Meeng, Isaac Pattiwael, Frans Pede Hukom, Hans Taihattu, Pan Hong Tjien, Jack Sammuels, Suwarte Soedermandji, Anwar Sutan, dan kiri luar Nawir yang juga bertindak sebagai kapten.

Pada babak penyisihan, Hindia Belanda langsung menghadapi tim tangguh, Hungaria, yang kemudian meraih posisi runner-up. Tidak banyak informasi yang didapatkan mengenai pertandingan di Stadion Velodrome Municipale, Reims, 5 Juni 1938, tersebut. Pada pertandingan yang disaksikan 9.000 penonton itu, Hindia Belanda tidak mampu berbuat banyak dan terpaksa pulang lebih cepat setelah kalah 0-6.

Itulah pertama kali dan terakhir kalinya, setidaknya sampai sekarang, ada orang pribumi Indonesia bisa bermain di Piala Dunia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement