Selasa 14 Mar 2017 15:38 WIB

Gerakan Pramuka Ingatkan Bahaya Skip Challenge

Unggahan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Kak Adhyaksa Dault terkait bahaya Skip Challenge
Foto: Gerakan Pramuka
Unggahan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Kak Adhyaksa Dault terkait bahaya Skip Challenge

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bahaya melakukan Skip Challenge juga menjadi perhatian Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka Kak Adhyaksa Dault. Melalui akun instagram, Adhyaksa Dault mengingatkan generasi muda bahwa Skip Challange adalah permainan yang membahayakan dan bisa menghilangkan nyawa.

“Terus kita saling mengingatkan. Yuk kabarkan yg lain. Terima kasih,” tulis Adhyaksa di akunnya tersebut.

Adhyaksa mengatakan, daripada Skip Challange lebih baik permainan yang selama ini dimainkan pada kegiatan kepramukaan.

"Game-nya lebih menarik, seru dan melatih gotong-royong, tapi tetap tidak mengganggu kesehatan dan mengancam nyawa," tuturnya.

Andalan Nasional Kwarnas Gerakan Pramuka, dr. Hariyono, SpPD, FINASIM, menegaskan bahwa Skip Challange bisa menghambat jalur pernapasan dengan sengaja. Bagi anak yang mengidap seperti asma, epilepsi dan kelainan jantung, katanya, permainan itu dapat menyebabkan petaka maut.

“Jika otak kurang oksigen lebih dari tiga menit, maka bisa menyebabkan kerusakan otak permanen. Skip Challange bisa menghambat jalur pernapasan dengan sengaja. Pada anak yang mengidap penyakit dasar: misalnya asma, epilepsi, kelainan jantung, permainan ini sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan kematian,” ucap Hariyono.

Skip challenge adalah permainan dengan menekan dada sekuat-kuatnya selama beberapa detik, sehingga pemainnya kekurangan oksigen, lalu pingsan. Namun pemainnya merasakan sensasi, kemudian teman-temannya tertawa puas, dan ingin melakukan pada orang lain.

Fenomena ini juga marak terjadi di luar negeri. Di Inggris, Harian The Independent menyebut masalah ini telah muncul sejak 2005 lalu, telah menimbulkan sejumlah kematian. Salah satu korban meninggal ialah Karnel Haughton asal Birmingham pada 1 Juni 2016 lalu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement