Rabu 07 Mar 2012 09:25 WIB

Cara Usaha Kelontong Bersaing dengan Minimarket Modern

Minimarket (ilustrasi)
Foto: nusawarta
Minimarket (ilustrasi)

Pertanyaan:

Assalamu'alaikum wr. wb.

Saya dan keluarga menggantungkan hidup pada usaha kelontong di depan rumah. Memang tidak seberapa, tetapi itulah mata penghidupan kami.

Bagaimana cara kami bisa bersaing dengan minimarket modern ya, Pak? Karena sekarang lokasi mereka berdekatan sehingga omset terlihat menurun. Mohon sarannya, terima kasih.

Salam

Darsono Hadi, Tangerang - 34 tahun

Jawaban:

Wa'alaikumsalam wr. wb.

Pak Darsono, luar biasa yang bapak ceritakan. Dalam hal persaingan usaha memang tidak dapat terelakkan lagi, dan salah satu hal yang terpenting adalah mempersiapkan strategi dalam mengatasi hal tersebut.

Terkait dengan pengaturan jarak antara lokasi usaha modern ritel dan tradisional, tentu hal tersebut adalah kewenangan pemerintah dalam memberikan izin terkait. Sehingga, yang perlu dilakukan adalah inovasi layanan dengan pengutamaan me-retensi kepuasan pelanggan yang telah loyal. Beberapa hal memang dapat dilakukan, namun perlu dikaji berkaitan dengan improvisasi bisnis yang akan dilakukan, di antaranya:

* Item produk jualan memang harus variatif, karena modern ritel memanfaatkan kelengkapan jumlah barang dagangan. Tentu tidak perlu selengkap modern market, kecuali terdapat modalitas yang cukup. Utamakan kebutuhan sembako (sembilan bahan pokok) menjadi bagian penting, karena merupakan kebutuhan dasar. Selain itu, air mineral galon dan gas menjadi sebuah kebutuhan dapur rutin serta berkelanjutan.

* Term pembayaran modern ritel adalah cash & carry, celah itu dapat dimanfaatkan secara fleksibel untuk menjalin relasi dagang pada skala pembelian yang besar untuk memberi konsumen jangka waktu pembayaran. Bisa memakai kredit 2-3 hari tergantung dari penilaian atas kapasitas bayar pelanggan.

* Lakukan pembukuan secara administratif sederhana, mencatat biaya pembelian, hasil penjualan harian termasuk biaya yang dipergunakan seperti transportasi, kebersihan, keamanan, dll. Sehingga, dengan demikian dapat diketahui berapa besar nilai pendapatan bersih atas penjualan. Kelebihan modern market adalah kekuatan sistem layanan termasuk pencatatan.

|

* Bentuk manfaat dari melakukan pencatatan serta pembukuan harian diatas adalah sebagai bukti pendukung transaksi. Khususnya dipergunakan bagi kepentingan permodalan yang difasilitasi oleh pihak perbankan, di mana pemerintah melakukan dukungan program melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).

* Manfaatkan peluang untuk hantaran pembelian dengan kuantitas nilai tertentu, sistem delivery bisa dilakukan dengan pertimbangan jarak lokasi antar yang dekat, di mana hal tersebut memenuhi aspek kepraktisan konsumen golongan rumah tangga. Dengan begitu, maka perlu ada line telepon yang dapat dihubungi untuk order pesanan belanja.

Dalam hukum ekonomi, sisi penerimaan ditopang oleh kemampuan menekan biaya bahan baku serta memperbesar jumlah kuantitas unit barang terjual. Beberapa tips di atas merupakan langkah memperbesar jumlah konsumen.

Sementara itu berkaitan dengan efisiensi biaya bahan baku, maka beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:

* Mencari pasokan barang dagangan yang lebih murah, di mana sumber pembelian dengan harga yang kompetitif dapat membuat nilai harga jual lebih murah dan diterima dengan baik oleh konsumen.

* Melakukan pengaturan jadwal pembayaran kepada pemasok. Dalam hal ini maksud yang terpenting adalah melakukan pengelolaan cashflow, di mana akan ada jeda waktu antara penerimaan barang dengan pembayaran ke supplier. Sehingga, dapat mendukung perputaran produk untuk mendapatkan penghasilan terlebih dahulu.

Demikian kiranya beberapa hal terkait yang dapat kami sarankan, semoga bapak dapat melakukan sesuai dengan kondisi yang dialami dan semoga dapat semakin maju usahanya. Tidak perlu takut dengan ritel modern, asalkan kita memiliki strategi yang tepat. Salam entrepreneur.

Ery Kasman, SE, MSi 

Direktur Entrepreneur Institute

Rubrik konsultasi ini bekerja sama dengan Entrepreneur Institute.

Kirimkan pertanyaan ke: [email protected]

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement