Jumat 25 Jul 2014 10:01 WIB

Menyiapkan Dana untuk Sekolah di Luar Negeri

Dana pendidikan kuliah lagi bisa disisihkan dari penghasilan sejak beberapa tahun sebelumnya.
Foto: Prayogi/Republika
Dana pendidikan kuliah lagi bisa disisihkan dari penghasilan sejak beberapa tahun sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, Salam, saya seorang pria berusia 26 tahun dan belum berkeluarga, pendapatan saya per bulan adalah Rp 4,6 juta. Saat ini saya tidak punya target menikah apalagi memiliki keturunan. Hanya saya ingin mempersiapkannya mulai sekarang.

Target saya, saya harus dapat menyisihkan Rp 1,5 juta per bulan dari penghasilan saya tersebut. Nah, yang ingin saya konsultasikan adalah bagaimana saya mengalokasikan dana Rp 1,5 juta tersebut?

Rencana yang saya ingin lakukan adalah saya akan menginvestasikan dana tersebut ke saham dan deposito dolar AS secara bergantian setiap bulannya. Artinya jika bulan ini saya berinvestasi saham, maka bulan depan saya akan berinvestasi deposito dolar AS.

Tujuan saya berinvestasi deposito dolar AS adalah karena saya ingin mempersiapkan dana pendidikan anak saya untuk nanti bersekolah ke luar negeri. Apakah yang saya rencanakan ini tepat? atau ada produk investasi lain yang lebih sesuai dengan tujuan saya tersebut? Terima kasih.

Best regard

Sanada

Jawaban WF 19

Dear Pak Sanada :-)

Anda sudah satu langkah di depan rekan-rekan Anda yang seumuran untuk mempersiapkan sedini mungkin Perencanaan Keuangan Anda dan calon keluarga Anda nantinya. Sebagai lajang yang belum ingin menikah dan punya anak, Anda punya banyak alternatif terhadap tujuan keuangan masa depan Anda. 

Mari kita berfikir sejenak, jika rata-rata pekerja atau karyawan akan pensiun di usia 55 tahun, maka Anda punya waktu 29 tahun untuk mempersiapkan ‘dana nyaman’ ketika masa Anda sudah tidak produktif kelak. Jadi dengan waktu 29 tahun yang tersisa, banyak alternatif yang bisa Anda lakukan.

Beberapa tujuan sistematis yang bisa saya sarankan adalah :

1. Dana Darurat

2. Dana Menikah

3. Dana Pendidikan Anak

4. Dana Pensiun

Karena yang Anda tanyakan tentang alokasi dana pendidikan anak, maka pertanyaannya adalah, di negara mana calon anak Anda akan sekolah nantinya? Sudahkah Anda mensurvei beberapa sekolah yang menjadi target calon sekolah anak Anda tersebut?

Jika iya, apakah Anda sudah tahu berapa biaya hidup rata-rata, ketika anak Anda sekolah nantinya? Biaya asuransi kesehatan (banyak negara mensyaratkan asuransi), biaya visa, biaya telekomunikasi (ini yang menyebabkan banyak pelajar di luar negeri kehabisan dana), biaya pesawat dan lain-lain.

Setelah Anda menghitung total biaya di atas, maka Anda tambahkan biaya inflasinya.  Jika di Indonesia rata-rata inflasi pendidikan berkisar 12-15 persen. maka di luar negeri, seperti Amerika misalnya bisa 20 persen, artinya Anda juga harus menghitung kenaikannya setiap tahun.

Terkait rencana Anda mau berinvestasi di saham atau deposito dolar AS atau kombinasi dari keduanya dengan alokasi dana Rp 1,5 juta per bulan, pilihan bijaknya tetap di tangan Anda. Jika Anda berinvestasi di valas (valuta asing), maka kelebihan yang Anda dapatkan adalah adanya ‘perlindungan’ terhadap nilai investasi Anda. Artinya nilai valas Anda tidak akan berubah walaupun terjadi perubahan kurs.

 

Misalnya saja, sekarang Anda punya uang sebesar US$ 10.000 dan kurs saat ini adalah US$ 1 = Rp 11.500, maka 2 tahun lagi nilai uang Anda akan tetap bernilai USD.10,000 walaupun mungkin kurs saat itu adalah US$.1 = Rp.13.000. Jadi berapapun kurs yang berlaku, uang Anda akan tetap sama nilai valasnya, yaitu US$ 10.000.

Tetapi mesti di ingat, mata uang dolar AS pun terkena inflasi sama seperti kita di Indonesia, artinya setiap tahun daya belinya terhadap barang-barang yang ada juga mengalami penurunan.  Makanya di beberapa negara bagian Amerika saat ini seperti Oklahoma memberlakukan mata uang emas dan perak sebagai alternatif untuk melindungi kekayaan rakyat mereka dari gerusan inflasi.

 

Jika calon anak Anda nantinya memang mau bersekolah ke negara yang menerima mata uang dolar AS, maka kelebihan seperti ini cocok digunakan jika Anda memang ingin mempersiapkan dana pendidikan kalau memang biaya pendidikannya dalam dolar AS. Dengan menabung ke dolar, Anda akan terhindar dari risiko perubahan kurs kalau memang dolar itu sudah di tangan Anda.

Untuk saham sendiri, kami sarankan Anda menggunakan reksadana saham dan menabung secara rutin. Jika Anda langsung masuk ke saham dengan mempertimbangkan beli dan jual secara jangka pendek, dari hasil jual beli saham tersebut, akan sangat beresiko terhadap keuangan Anda, apalagi jika Anda tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai ketika masuk ke dunia pasar modal. Artinya perlu pengetahuan dan keterampilan yang signifikan untuk Anda terjun langsung ke dunia pasar saham. Dengan reksadana saham, walaupun beresiko tinggi, selain dikelola oleh Manajer Investasi yang berpengalaman tentunya juga bisa memberikan potensi imbal hasil paling optimal.

Alternatif lainnya adalah menabung dalam bentuk emas batangan, jadi setiap bulan Anda mencicil membeli emas logam mulia (LM). Setelah waktu calon anak Anda akan sekolah ke luar negeri, maka Anda tinggal mencairkannya atau menjualnya (buy back), bisa ke PT Antam, toko emas atau ke sesama investor LM untuk mendapatkan harga yang paling kompetitif. Pastikan setiap tahunnya Anda melakukan review dan monitoring terhadap aset-aset Investasi Anda.

Selamat merencanakan dana pendidikan untuk sekolah di luar negeri.

 

Kolom ini diasuh oleh WealthFlow 19 Technology Inc.,Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual Komunitas). Pertanyaan kirim ke email : [email protected]  SMS 0815 1999 4916.

twitter.com/h4r1soulputra

www.p3kcheckup.com

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement