Senin 25 Jan 2016 16:00 WIB

BINCANG BISNIS- Kemas Antonius, Chief Product Officer Jobplanet di Indonesia: Agar tak Terjebak Pekerjaan

Red:

Laman informasi pekerjaan dan perusahaan Jobplanet memperluas bisnisnya ke Indonesia di tengah meningkatnya jumlah angkatan kerja. Mengandalkan informasi gaji pekerjaan di sebuah perusahaan, perusahaan asal Korea Selatan itu mencoba peruntungan di Tanah Air.

Perseroan yang beroperasi sejak 2014 itu juga menyediakan informasi, seperti ulasan tentang identitas perusahaan, gaji, kisi-kisi wawancara, serta pemeringkatan terkait kompensasi, manajemen, sampai budaya kerja.

Di Indonesia, Jobplanet mulai hadir di Indonesia sejak Agustus 2015. Hingga saat ini, perusahaan yang memiliki 20 orang karyawan itu telah memiliki sekitar 240 ribu anggota dan telah mengumpulkan 80 ribu ulasan dari sekitar 20 ribu perusahaan dalam sistem datanya.

Wartawan Republika Dian Fath Risalah berkesempatan untuk berbincang dengan Chief Product Officer Jobplanet di Indonesia, Kemas Antonius, mengenai kinerja perusahaan di Indonesia. Berikut kutipannya.

 

Bagaimana Jobplanet masuk ke Indonesia?

Salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh Indonesia adalah ketenagakerjaan, khususnya pengangguran. Terjadi kesenjangan antara jumlah penduduk dan angkatan kerja di Indonesia dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.

Ketika berkesempatan bertemu dengan founder Jobplanet, saya pun tertarik untuk bergabung. Karena saya merasa Jobplanet itu kebutuhan saya ketika mencari kerja. Bagaimana tidak, Jobplanet itu menyediakan berbagai informasi dari karyawan ataupun mantan karyawan sebuah perusahaan bagi calon pekerja, terutama para fresh graduate untuk terjun ke dunia kerja dan mengejar karier impian mereka.

Jobplanet juga sangat membantu para fresh graduate yang tak punya bayangan sama sekali mengenai lapangan pekerjaan. Banyak juga para fresh graduate yang malah terjebak dalam suatu pekerjaan yang tak sesuai dengan bayangan mereka. Jadi, sebelum memilih pekerjaan, mereka bisa menggunakan review dari Jobplanet.

Apa saja kendala yang dihadapi oleh para pekerja dan calon pekerja?

Mendapatkan pekerjaan bagus di perusahaan idaman tentu menjadi harapan banyak orang. Sayangnya, tidak banyak orang yang beruntung bisa mendapatkan pekerjaan impian di perusahaan idamannya. Kendalanya bukan hanya talenta, karena ternyata banyak pula orang yang pandai dan bertalenta terjebak pada pekerjaan yang kurang sesuai dengan talenta mereka. Atau pada perusahaan yang tidak sesuai dengan harapan mereka.

Hal itu dapat terjadi karena berbagai kendala. Salah satunya, karena banyak calon pekerja dan karyawan kesulitan mendapatkan informasi mengenai seluk-beluk perusahaan tempat mereka akan bekerja, termasuk informasi mengenai suasana perusahaan dan informasi soal gaji.

Tidak sedikit pula calon pekerja yang sebenarnya bertalenta, tapi gagal dalam wawancara kerja  karena kurang mengantisipasi pertanyaan jebakan dari tim recruiter atau HRD. Atau, banyak pula karyawan yang berhasil mendapatkan pekerjaan yang mereka harapkan, tapi tidak mendapatkan gaji yang sesuai dengan standar semestinya karena kurang informasi.

Selain itu, ada pula karyawan yang sudah mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan talentanya dan dengan gaji yang bagus. Namun, merasa terjebak karena tidak nyaman dengan budaya dan suasana kerja di perusahaan tempatnya bekerja.

Jobplanet berupaya untuk membantu para karyawan dan calon pekerja dalam menghadapi kendala-kendala tersebut. Yaitu, dengan menyediakan beragam informasi yang mereka butuhkan untuk mempersiapkan dan meningkatkan karier mereka.

Informasi apa saja yang disediakan oleh Jobplanet?

Selama ini, informasi mengenai seluk-beluk perusahaan, informasi soal gaji, dan kisi-kisi pertanyaan dalam wawancara kerja, amat sulit didapatkan oleh para pencari kerja. Terutama, informasi mengenai gaji, yang dipandang sebagai hal yang bersifat rahasia dan kurang pantas untuk dibicarakan dengan orang lain.

Hal inilah yang menjadi tantangan terbesar para pencari kerja dalam menggapai karier yang mereka impikan. Hal ini juga menyebabkan banyak calon karyawan salah langkah dalam melakukan negosiasi gaji atau gagal dalam tes wawancara kerja.

Jobplanet ingin membantu para karyawan dan calon pekerja mempersiapkan diri mereka untuk mendapatkan karier terbaik, sesuai dengan talenta dan harapan mereka. Kehadiran Jobplanet di Indonesia tidak hanya akan membantu calon pekerja dan karyawan dalam meraih dan meningkatkan karier mereka, tetapi juga dapat membantu perusahaan dalam mengukur kualitas serta tingkat kepuasan karyawannya.

Melalui laman kami, HRD atau perwakilan perusahaan dapat membaca secara langsung pendapat dari para karyawan mengenai suasana dan budaya kerja, serta keunggulan dan kelemahan perusahaan di mata mereka. Informasi ini tentunya akan sangat berguna bagi perusahaan dalam menilai tingkat kepuasan karyawan. Sekaligus membandingkan kualitasnya dengan perusahaan lain yang bergerak dalam industri yang sama.

Para calon pekerja dapat berbagi informasi seputar dunia kerja dan review mengenai seluk-beluk perusahaan. Seperti review tentang budaya dan suasana kerja di perusahaan, info gaji, serta kisi-kisi pertanyaan dalam wawancara kerja. Diharapkan, Jobplanet dapat menjadi sumber informasi dan referensi terpercaya bagi para pencari kerja dan karyawan yang ingin meningkatkan karier mereka.

Ternyata, gaji hanyalah sebagian kecil kepuasan karyawan. Ada banyak faktor lain yang menunjang kepuasan seorang karyawan, seperti adanya rasa kekeluargaan, fasilitas atau personal touch dari pemilik atau manajemen perusahaan.

Dan, kebahagiaan karyawan itu ternyata dampaknya sangat positif ke perusahaan. Perusahaan tentunya bisa lebih produktif dan makin berkembang.  Jadi, Jobplanet tak hanya membantu job seeker, tapi juga membantu perusahaan untuk melakukan pengembangan lebih lanjut.

Informasi apa yang paling banyak diakses?

Paling banyak diakses itu review gaji. Orang Indonesia masih mengukur kesukesan pekerjaan dari gaji. Padahal yang penting itu review-nya. Seperti dari tunjangan, pengembangan karier, dan kategori lainnya, itu sebenarnya yang lebih penting. Namun, saat ini hampir 80 persen yang diakses adalah gaji, review 12 persen dan interview delapan persen.

Fitur Jobplanet tersedia dalam bentuk apa saja?

Kamu sediakan di web desktop dan mobile web. Pada semester pertama 2016 kami luncurkan mobile application. Harapannya agar akses lebih mudah dan kontribusi lebih mudah. Ke depannya kami juga lihat kebutuhan pasar. Kami sudah riset, yang pasti kami akan mengembangkan layanan barunya.

Saat ini, sudah ada berapa banyak pengguna?

Sampai saat ini sudah 250 ribu orang yang ikut bergabung. Dari data sistem kami juga sudah terdaftar 24 ribu perusahaan yang di-review dan alhamdulillah sejak berjalan dari awal Agustus 2015, sudah banyak testimoni positif yang masuk.

Perusahaan apa yang paling diminati?

Untuk yang paling diminati itu masih perbankan, manufaktur, dan terutama UKM. Ya ini bisa menunjukkan program pemerintah berjalan dengan baik, banyak dari mereka yang berdikari. Untuk komposisinya, perusahaan asing dan lokal masih 50:50. Meskipun penyebaran masih banyak di sektor UKM sebanyak 60 persen.

Kebanyakan pencari kerja memang mengincar perusahaan-perusahaan besar dan mapan, karena dinilai lebih menjanjikan. Sementara perusahaan startup masih dipandang kurang mapan dan belum bisa memberikan benefit yang cukup untuk menyejahterakan para karyawannya.

Namun, ternyata cukup banyak pengguna Jobplanet yang tak lain para pencari kerja, tertarik mengetahui seluk-beluk perusahaan startup. Hal itu terlihat dari tingginya jumlah kunjungan ke laman-laman yang berisi profil serta review mengenai startup.

Bagaimana potensi startup di Indonesia ?

Indonesia salah satu pasar digital terbesar setelah AS, Cina, dan India. Dari segi penduduk dan pertumbuhan ekonomi selalu ada tendensi progresif dibandingkan negara lain. Penetrasi internet di Indonesia ada sekitar 88 juta orang dari 250 juta orang. Saat ini bahkan sudah mulai masuk masa 4G. Jadi kami lihat potensi startup sangat besar. Jumlah tenaga kerja sangat besar.

Dari data yag kami miliki, dari sisi penilaian karyawan perusahaan startup 14 persen lebih baik dalam hal kompetisi, manajemen 13 persen lebih baik, dan budaya kerja lebih baik 12 persen. Mereka menyenangi startup karena dianggap lebih humanis, dinamis, dan menawarkan karier akselerasi.

Total sebanyak 30 ribu laman berisi profil dan review mengenai 48 startup di Indonesia yang terdaftar dalam database Jobplanet "diintip" oleh para pengguna selama November 2015. Jobplanet mengklasifikasikan startup sebagai perusahaan yang menjalankan bisnis berbasis internet, bergerak dan berkembang dengan cepat, serta memiliki ceruk pasar yang khusus.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Jobplanet, Tokopedia merupakan startup yang lamannya paling banyak dilihat oleh para pengguna, yakni sebanyak 49,17 persen. Dua startup lainnya yang menemani Tokopedia di posisi tiga teratas adalah Traveloka (12,28 persen) dan Go-Jek (12,00 persen). Ketiga startup tersebut mendominasi sebanyak hampir 75 persen dari total.

Bagaimana strategi Jobplanet dalam melakukan penetrasi pasar?

Saat ini, Jobplanet belum merancang strategi menghasilkan uang dari layanan. Sekarang kami masih fokus meningkatkan konten, kualitas, dan akurasi informasi. Kami ingin terus melakukan peningkatan pelayanan, agar bagaimana bisa memberikan satu tempat orang bisa mendapatkan data yang akurat, faktual, dan dipercaya.

Data selalu kami sesuaikan, ada proses moderasi. Bila ada yang terlalu negatif, positif, atau  terkesan promosi, bisa kami pantau. Karena sistem kami ini kan seperti Wikipedia, yakni fundamental urun daya, yang memiliki kelemahan semua orang bisa mengisi atau menulis sesuka mereka.

Sehingga, kami ada aturan main dengan moderasi beberapa layer. Pertama dengan sistem logaritma membaca karakter per kalimat. Jadi berdasarkan historis mesin kami bisa membacanya, kami juga filter kata-kata yang muncul, seperti kata-kata kasar, berbau SARA, atau memojokkan seseorang. Dalam me-reject, kami juga akan selalu memberikan alasan.

Kedua, kalau sistem sudah oke, ada moderator sendiri. Jadi setelah komputer, ada moderasi manusia. Kami berharap data ini sesuai dan kredibel, jadi ada yang mengecek kembali kevalidan dan keakuratan data. Saat ini data yang kami tampilkan masih akurat dan belum ada komplain yang negatif.

Selain itu, proses penambahan konten di tempat kami memang sangat cepat dengan sistem yang kami terapkan. Dan para submitter juga sudah bisa mengisi data yang seakurat dan selengkap mungkin dengan moderasi secara organik.

Apa target perusahaan?

Target perusahaan adalah menjadi situs referensi pertama dalam mencari kerja. Bagaimana membuat tiap-tiap pengguna aman dan nyaman, kami juga selalu menjaga kerahasiaan mereka. Jadi data yang ditampilkan itu anonim.

Harapan paling dekat jadi yang nomor satu. Dalam waktu dekat kami ekspansi ke Malaysia, Thailand, dan Taiwan. Ke depannya, Jakarta menjadi head quarter di Asia Tenggara. Kami ingin berikan global network.

Apakah menjadi head quarter di Asia Tenggara termasuk strategi menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)?

Iya betul sekali, karena nanti akan ada persaingan kerja antarpekerja di ASEAN. Kami mengambil momentum itu. Jadi ketika orang Indonesia mau kerja di Malaysia atau di Thailand bisa dapat informasi, begitu pula sebaliknya. Kami juga mendorong pekerja Indonesia supaya lebih kompetitif juga. Kita harus siap dan open minded dalam mental berjuang agar bisa berkompetisi secara sehat.

Tahun 2016 ini menjadi tantangan besar bagi pasar tenaga kerja di Indonesia. Mulai diberlakukannya persaingan tenaga kerja akan semakin ketat. Meski demikian, kesempatan serta peluang juga akan terbuka lebih lebar bagi mereka yang siap menghadapinya.

Jobplanet melihat, dalam menghadapi MEA dari segi kualitas dan kuantitas, yang paling banyak menarik perhatian pencari kerja adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam jasa transportasi, baik transportasi udara, darat, maupun laut. Selain itu, cukup banyak pula pengguna yang tertarik dengan perusahaan perhotelan, khususnya jaringan hotel berbintang.

Setidaknya, ada 10 perusahaan penunjang sektor pariwisata yang paling menarik perhatian pencari kerja dan pengguna Jobplanet di Indonesia, yakni PT Garuda Indonesia Tbk 36 persen, PT Kereta Api Indonesia 16,78 persen, Holland America Line 8,22 persen, PT Lion Mentari Airlines 5,89 persen, Hotel JW Marriott 3,28 persen, PT Aston International 2,57 persen, PT Blue Bird Tbk 2,54 persen, PT Sriwijaya Air 1,92 persen, PT Indonesia AirAsia 1,79 persen, dan Hotel Mulia Senayan Jakarta 1,46 persen.

Harapan dari Jobplanet seperti apa?

Sebagai penyedia online platform untuk berbagi informasi seputar dunia kerja dan perusahaan, kami berharap dapat membantu para pencari kerja untuk mendapatkan informasi terpercaya tentang seluk-beluk perusahaan idaman mereka. Sehingga mereka dapat mempersiapkan karier yang terbaik sesuai dengan talenta yang mereka miliki.  ed: Mansyur Faqih

***

Sempat Was-Was karena Ojek

Jakarta yang identik dengan macet membuat Kemas Antonius memilih menggunakan transportasi umum dalam melakukan aktivitasnya. Menurut pria kelahiran Palembang ini membawa kendaraan pribadi hanya akan membuang waktunya di jalan.

Sehingga, pria yang menghabiskan masa kecilnya di Kota Padang ini lebih memilih menggunakan transportasi umum, seperti Transjakarta atau ojek daring. "Kalau saya dari rumah di Cilandak ke daerah kantor di daerah Kuningan itu selalu macet. Jadi saya memang lebih memilih menggunakan transportasi umum dibandingkan harus membawa kendaraan pribadi," ujar pria yang lahir pada 4 Desember 1980 itu kepada Republika di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Chief product officer Jobplanet Indonesia itu pun sempat was-was saat Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengeluarkan larangan peredaran ojek daring. "Untung langsung dicabut ya peraturannya, saya sudah merasa sangat ketergantungan dengan ojek daring," ucapnya.

Selain menyenangi komputer, lulusan Erasmus Universiteit Rotterdam, Belanda, ini ternyata juga memiliki hobi lain, yakni berkeliling kota menggunakan transportasi umum. Bahkan, ia pernah iseng-iseng mencoba berkeliling Jabodetabek menggunakan ojek daring pada saat waktu luangnya. "Pas lagi promo tuh saya pernah naik ojek daring dari Cilandak ke Bekasi," ujarnya sambil tertawa.

Kemas menuturkan, sudah terbiasa berjalan kaki dari rumah ke sekolahan sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Padahal jarak antara rumah dan sekolah sekitar dua kilometer. Kesederhanaan yang ditanamkan oleh kedua orang tuanya itu masih terus ia terapkan, terutama kepada kedua putrinya.

"Sejak kecil ibu saya yang notabeneya seorang guru sudah menerapkan disiplin kepada saya dan tiga adik saya," kata pria yang juga memiliki hobi bersepeda ini.

Setiap harinya, setelah sarapan pagi ia harus menyikat sepatu milik ayahnya dan memberikan makan ayam peliharaannya. Sejak SD, sang ibu memberikan tanggung jawab kepada Kemas untuk bisa memelihara ayam.

"Jadi pagi saya kasih makan dan mengeluarkan ayam dari kandangnya. Sorenya masukin ayam ke kandangnya. Hal itu saya lakukan sampai SMP. Sedihnya ayam-ayam saya terserang penyakit yang akhirnya saya dengan rela hati harus menyembelih mereka. Namun, saya merasa jiwa leadership saya tumbuh sejak saat itu," tuturnya.

Sejak di SMP, Kemas pun mengganti kesibukannya dengan aktif menjadi pengurus OSIS. Aktif beroganisasi pun terus ia lanjutkan sampai SMA. Kemas yang menamatkan pendidikan SMA-nya pada 1998 ini bahkan mengharumkan nama sekolahnya dengan menjadi siswa berprestasi di Provinsi Sumatra Barat. Sampai saat ini, SMAN 4 Padang menjadi salah satu SMA favorit di kota Padang.

Pria yang sudah merantau sejak usia 17 tahun itu, sempat sebentar mengenyam pendidikan di STAN Jakarta, sebelum akhirnya melanjutkan pendidikan di Erasmus Universiteit Rotterdam, Belanda. Sebelum menjadi chief product officer Jobplanet Indonesia, ia sempat bekerja menjadi konsultan teknologi informasi dan perminyakan (MWD/LWD) independen.

Kemudian menjadi kontributor di sejumlah komunitas CMS open source (PostNuke, Mambo, Joomla, WordPress dan Drupal) dan Linux (Ubuntu dan Slackware) di Indonesia. Ia juga mengembangkan SLAMPP (http:slampp.abangadek.com), solusi sederhana untuk server rumah. Oleh Dian Fath Risalah, ed: Mansyur Faqih

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement