Selasa 20 Dec 2016 15:00 WIB

Derma BCA kepada Penyu dan Katarak

Red:

 

BCA                                         

 

 

 

 

 

 

 

 

International Union for the Nature Resources (IUCN) mengungkapkan bahwa keberadaan  penyu kini dalam ancaman serius. Semua pihak diharapkan dapat membantu keberlangsungan satwa yang masuk dalam red list of threatened species itu.

Ancaman kepunahan penyu tersebut mendapat perhatian dari Bank Central Asia (BCA).  Melalui program "Bhakti BCA", mereka melanjutkan komitmen memberikan donasi melalui World Wildlife Fund (WWF) guna pelestarian jenis hewan itu. Sejak 1984, WWF Indoensia telah terlibat dalam beberapa proyek dan program konservasi penyu laut.

Acting CEO WWF Indonesia Benja Mambai mengatakan, Indonesia merupakan wilayah yang memiliki jenis penyu paling banyak di dunia. Dari tujuh jenis penyu, Indonesia memiliki enam, termasuk jenis penyu terbesar, yaitu penyu belimbing.

Hanya, keberadaan penyu semakin hari kian terancam, meski sekali penyu bertelur tidak sedikit jumlahnya. Dari telur yang dilahirkan, hanya sekitar 20 persen yang bisa diselamatkan hingga kembali ke laut. Kegagalan penetasan disebabkan banyak faktor, termasuk ancaman predator yang memakan telur-telur penyu di pantai dan ulah manusia yang masih suka mengonsumsi penyu.

"Eksploitasi penyu dan telurnya masih tinggi. Selain itu, ketika penyu naik ke daratan, predator sudah menunggu untuk menggali tempat mereka meninggalkan telur," kata Benja dalam acara BCA Donasi bagi WWF dan Perdami di Jakarta, Senin (19/12).

Salah satu program WWF Indonesia yang didukung oleh BCA merupakan rehabilitasi hutan pusat konservasi penyu. Terdapat dua lokasi konservasi yang akan dikembangkan, yaitu Pantai Pangumbahan, Sukabumi, dan Pantai Aroen Meubanja, Aceh.

 

Selain kepada WWF Indonesia, BCA juga memberikan bantuan kepada Seksi Penanggulangan Buta Katarak Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (SPBK-Perdami). Wakil Ketua SPBK Perdami Ari Djatikusumo mengatakan, buta yang diakibatkan oleh katarak menduduki peringkat atas.

"Kita sedang menghadapi angka kebutaan yang tergolong tinggi di Asia. Banyak faktor yang menyebabkannya. Katarak menjadi paling dominan," kata dia.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, pelestarian terhadap penyu menjadi sebuah bentuk kepedulian lintas batas yang dapat dilakukan secara berkelanjutan. BCA  mendonasikan senilai Rp 445 juta melalui WWF Indonesia untuk ikut melestarikan keragaman jenis penyu. "Saya harapkan aksi ini bisa memberikan gaung untuk pelaku lain untuk ikut serta dalam aksi yang sama," kata Jahja.

Sementara, donasi kepada SPBK-Perdami senilai Rp 500 juta, yakni berupa pembelian dua unit mikroskop. Mikroskop ini nantinya akan dipergunakan untuk membantu proses penyembuhan katarak yang dilakukan oleh Perdami.

Jahja menyatakan, bantuan tersebut merupakan usaha pemberian harapan baru bagi masyarakat. Di mana, seseorang yang kehilangan penglihatan karena katarak dapat kembali melihat isi dunia serta beraktivitas seperti orang normal dengan cara mudah.     rep: Dwina Agustin, ed: Khoirul Azwar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement