Meski berjudul Mimpi Bertemu Nabi, buku ini tak mengupas panjang lebar tentang serba-serbi mimpi bertemu Rasulullah. Buku ini mengantarkan kita pada perjalanan mengenal sisi-sisi lain Rasulullah, para sahabat, orang-orang saleh, dan kisah-kisah hikmah.
Mengenal sosok utuh Rasulullah SAW dan perjalanan hidupnya bisa dilakukan dengan membaca kitab-kitab sirah. Namun, ada sejumput kisah yang memiliki makna dalam jika digali kembali. Buku ini menawarkan kisah-kisah kecil dalam sejarah perjalanan Rasulullah, para sahabat, dan orang-orang saleh.
Dikemas dengan tulisan ringkas untuk tema masing-masing, kita dibawa pada kisah penuh hikmah yang padat, tanpa harus meneliti satu per satu kitab-kitab sirah yang tebal. Penuh dengan rujukan-rujukan dari ulama terkemuka, kisah-kisah yang matsur (bersumber) dari Rasulullah membuat buku ini lebih "bergizi".
Secara umum penulis membagi buku dalam empat bahasan besar. Pertama, tentang bersama Rasulullah. Diuraikan beberapa kisah padat penuh hikmah, di antaranya bagaimana ciri mimpi bertemu Nabi yang benar. Kisah tentang sosok Muhammad SAW yang menangis kala kehilangan anak lelakinya, Ibrahim. Ditambah beberapa amalan dan wirid yang bersumber dari Nabi untuk mengusir galau, masalah hidup, dan kesedihan.
"Amalkan doa ini setiap pagi dan sore, ‘Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegundahan dan kesedihan, dari kelemahan dan kemalasan, dari kekecutan dan kikir, dan lilitan hutang dan pemaksaan orang." (hlm 42).
Melengkapi kebersamaan dengan Nabi, penulis menghadirkan kebersamaan dengan para sahabat. Episode kehidupan para sahabat yang jarang terdengar dihadirkan. Kita diajak mengenal sisi Aisyah RA yang enggan dipuji setinggi langit. Meski darinya bersebab beberapa ayat turun, tayamum disyariatkan, dan istri Rasulullah di surga. Kita juga diajak Ali bin Abi Thalib bercengkerama tentang makna takdir dan kehendak bebas manusia.
Kisah orang-orang saleh yang bisa menajamkan keimanan juga dihadirkan. Kisah Syekh Abdul Qadir al-Jailani melempar iblis dengan sandal yang masyhur dihadirkan. Sejurus dengan penjelasan jika ilmu dalam agama begitu penting. Di luar benar tidaknya kisah tersebut.
Kisah keteladanan dari Fudhail bin Iyadh dan khalifah Harun al-Rasyid, Ibrahim bin Adham dengan Syaqiqi al-Balkhi memunculkan kesadaran makna baru akan zuhud, berbagi dan hikmah lain. Tak luput penggambaran kemampuan bersyair seorang Imam Mazhab, Muhammad bin Idris al-Syafi’i. Selain seorang fuqoha, kemampuan syair Imam Syafi’i juga sangat mumpuni.
"Banyak orang yang memperbincangkan wanita dan mereka mengatakan mencinta wanita itu puncak bencana. Puncak bencana sesungguhnya bukan mencinta wanita namun berdekatan dengan orang yang tak kau cintai." (hlm 191)
Buku ini menarik dimiliki untuk mereguk hikmah yang terserak dari kisah perjalanan hidup Rasulullah, para sahabat, dan orang-orang saleh. Generasi Islam terbaik, yakni generasi para sahabat, setelahnya, dan setelahnya. Ke mana lagi kita akan belajar selain dari generasi terbaik umat ini? ed: hafidz muftisany
Judul : Mimpi Bertemu Nabi
Penulis : Juman Rofarif
Penerbit : Zaman
Cetakan : I, 2014
Tebal : 261 hlm