Senin 22 Sep 2014 16:30 WIB

Buku Pelajaran Berbahasa ‘Jorok’ Beredar

Red:

SUKOHARJO — Sebuah buku mata pelajaran bahasa Indonesia dipersoalkan publik. Pasalnya, buku untuk siswa SMP/MTs kelas tujuh tersebut memuat kata-kata yang tak pantas, kasar, jorok, dan penuh umpatan.

Buku bahasa Indonesia untuk siswa kelas tujuh SMP dan MTsN ini dikeluhkan banyak pihak. Berbagai reaksi datang dari kalangan wali siswa. Mereka mendesak Dinas Pendidikan segera menarik kembali peredaran buku yang memuat kata-kata jorok dan tidak sopan itu. "Harus ditarik secepatnya," kata Siti Aisyah (53 tahun), wali siswa siswa SMPN, Sabtu (20/9).

Buku pelajaran tersebut terbitan Erlangga. Sejumlah kata tak pantas terdapat pada halaman 8, 10, 11, dan 27. Kalimat jorok dalam isi buku tertulis dalam sebuah dialog antara seorang kiai dengan copet. Kata-kata tak sopan, seperti "busyet, bangsat, bajingan", keluar dari mulut kiai saat mengumpat seorang pencopet.

Aisyah mengaku tak habis berpikir mengapa kata-kata jorok dalam buku bahasa Indonesia itu bisa lolos dari seleksi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan akhirnya beredar ke siswa. Menurutnya, buku semacam ini jelas menyesatkan dan tidak mendidik siswa sama sekali. "Sangat tidak sopan dan tidak patut untuk dijadikan modul siswa sekolah sekelas SMP," ujarnya.

Kalangan wali siswa mendesak Dinas Pendidikan untuk menarik semua buku yang telah diedarkan ke siswa. Terlebih, buku terbitan Erlangga itu merupakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Padahal, saat ini sudah melaksanakan kurikulum baru tahun 2013.

Wali siswa mengaku buku didapat melalui sekolah setelah membeli dengan harga Rp 200 ribu untuk beberapa paket buku. Buku bahasa Indonesia yang bermasalah itu termasuk salah satu satu di dalamnya.

Kabid SMP, SMA, SMK Disdik Kabupaten Sukoharjo, Dwi Atmojo Heri, mengaku belum mendapatkan buku tersebut. Ia mengatakan, jika memang benar buku itu milik siswa sekolah MTsN, kewenangan penarikan buku  ada dibawah Kemenag bukan di Disdik. "Dan, jika memang isinya seperti itu, jelas tidak boleh dikonsumsi siswa dan harus ditarik kembali," katanya.

Dwi mengaku tengah mengonsultasikan hal itu kepada Kemendikbud. Dwi yang mengaku sedang berada di Jakarta berjanji akan melakukan pengecekan segera setelah kembali ke Sukoharjo. "Kita akan cek. Terkait ditarik atau tidaknya buku itu, kita masih menunggu hasil konsultasi dengan Kemendikbud," ujarnya.

Salah seorang siswa kelas tujuh SMP Negeri 1 Sukoharjo, Intan Haviza, mengaku kata-kata tersebut tidak pantas masuk ke buku pegangan sekolah. Ia bersama rekan siswa lain mengaku dibuat resah dengan isi berita yang kurang bijak itu. "Saya kaget juga waktu membaca. Saya sudah mau laporkan ke guru bahasa Indonesia, tapi belum ketemu," katanya.

Dirjen Pendidikan Dasar Kemendikbud Hamid Muhammad saat dikonfirmasi mengenai buku tersebut mengaku belum membaca buku itu. Karenanya, ia belum mau berkomentar banyak perlu tidaknya buku tersebut segera ditarik. "Yang jelas, setiap buku yang akan digunakan oleh sekolah harus dinilai terlebih dahulu. Penilai buku itu BSNP atau tim yang dibentuk oleh Kemendikbud sendiri," ujar Hamid, Ahad.

Ia pun mengatakan, perlu diperjelas lagi apakah buku bahasa Indonesia yang dimaksud itu termasuk buku wajib Kurikulum 2013 atau bukan. Hamid mengatakan, buku di sekolah itu terdiri atas buku wajib dan buku pengayaan. "Yang dimaksud itu buku yang wajib atau pengayaan, kita perlu melihatnya dulu," katanya.  rep:ady setiyoko ed: andi nur aminah

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement