JAKARTA — Empat orang sejarawan mengupas tokoh di balik peristiwa Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 yang menghasilkan apa yang kemudian dikenal sebagai Sumpah Pemuda. Para sejarawan tersebut, yakni Dr Phil Ichwan Azhari MS (Universitas Negeri Medan), Dr Rusdy Husein (Universitas Indonesia), Kasjianto Sastodinomo MHum (Universitas Indonesia), dan Ananda B Kusuma SH.
Mereka tampil dalam seminar "Sosok dan Perjuangan Tokoh Sumpah Pemuda Mr Sutan Muhammad Amin: Pemikiran dan Pengabdian untuk Negeri" yang digelar di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta, Rabu (24/9).
Acara tersebut juga dirangkaikan dengan penerbitan buku berjudul Peran Mr SM Amin Dalam Pergerakan Kemerdekaan: Dari Jong Sumatranen Bond, Sumpah Pemuda, Sampai Komisi Besar Indonesia Muda. Buku tersebut ditulis oleh Pidia Amelia, seorang mahasiswa Pascasarjana Fakultas Ilmu Budaya UGM, diterbitkan oleh Universitas Negeri Medan Press (Unimed Press).
Ichwan Azhari mengemukakan bahwa Mr Sutan Muhammad Amin merupakan tokoh penting Jong Sumatranen Bond (JSB) dan Komisi Besar Indonesia Muda (KBIM) yang menyatukan gerakan kepemudaan yang bersifat kedaerahan. "Akan tetapi, selama ini peran Mr Sutan Muhammad Amin yang begitu penting tidak dikenal oleh sebagian besar bangsa Indonesia," ujar sejawaran yang banyak meneliti pemikiran dan perjuangan Mr Sutan Muhammad Amin tersebut.
Sutan Muhammad Amin, Ichwan mengungkapkan, menjadi salah satu tokoh yang berperan penting sebagai kreator dan konseptor Kongres Pemuda pada 28 Oktober 1928. "Bahkan, ia juga turut berperan dalam proses penggagasan atau pembentukan Komisi Besar Indonesia Muda (KBIM) pada 1930, yang menjadi salah satu wadah fusi (peleburan) seluruh organisasi kedaerahan yang legendaris itu," kata Ichwan.
Kasijanto Sastodinomo mengemukakan, hingga saat ini literatur tentang pemikiran dan perjuangan Mr Sutan Muhammad Amin masih sangat langka. Sehingga, seakan-akan peran tokoh Mr Sutan Muhammad Amin terlupakan. Padahal, katanya, "Bagaimanapun, kualitas Sutan Muhammad Amin sebagai aktor sejarah tetap teruji dan tidak terbantahkan."
Rusdi Husen menegaskan, peran para tokoh pemuda yang berada di balik peristiwa Kongres Pemuda II tahun 1928 dan Komisi Besar Indonesia Muda (KBIM) tahun 1929, termasuk di dalamnya Mr Sutan Muhammad Amin atau dikenal dengan Krueng Raba Nasution, sangat penting.
"Mereka, khususnya sembilan orang tokoh KBIM, adalah tokoh-tokoh yang mempunyai peran sangat penting dalam meletakkan dasar persatuan bangsa Indonesia. Mereka tidak lagi bicara suku atau etnis, tapi menegaskan bahwa mereka semuanya adalah putra-putri Indonesia," kata Rusdi. rep:irwan kelana ed: muhammad hafil