YOGYAKARTA — Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Yogyakarta menilai perguruan tinggi di Yogyakarta harus berinisiatif mengembangkan paket wisata kampus. Hal tersebut bertujuan untuk menginspirasi siswa sekaligus meningkatkan promosi kampus.
"Inisiatif itu seharusnya dilakukan untuk menginspirasi siswa mengembangkan ilmu pengetahuan, selain sebagai opsi wisata alternatif di Yogyakarta," kata Ketua Aptisi DIY Kasiyarno dalam "Dialog Budaya dan Pendidikan" di Hotel Inna Garuda, Yogyakarta, Senin (6/10).
Menurut Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta ini, pengembangan wisata kampus perlu dimunculkan. Hal itu mengingat objek wisata yang populer di masyarakat hanya seputar wisata hiburan serta wisata budaya dan sejarah. "Jadi, nanti bukan hanya hiburan dan Borobudur saja," ujarnya.
Selain itu, ia menilai hingga saat ini perguruan tinggi swasta (PTS) memang masih membutuhkan peningkatan usaha untuk mempromosikan keunggulan masing-masing. Itu seiring dengan meningkatnya kompetisi antar-PTS. "Kompetisi antar-PTS membutuhkan pencitraan serta promosi keunggulan," ujarnya.
Menurut Kasiyarno, dalam upaya membentuk wisata kampus, tiap-tiap PTS maupun PTN dapat menentukan keunggulan masing-masing. Ia mencontohkan, perguruan tinggi Islam tertentu, misalnya dapat menyajikan wisata tentang perkembangan peradaban Islam. Sedangkan, PTS lainnya dapat menyajikan simulasi kemaritiman atau pembuatan robot.
"Tentu harus dipilih artefak yang inspiratif guna memacu ide siswa," katanya.
Dengan upaya tersebut, ia menambahkan, kehadiran wisata kampus dapat semakin menambah ciri khas wisata di Yogyakarta sebagai Kota Pelajar dan Budaya.
Hal itu, menurutnya, memungkinkan dilakukan, mengingat Yogyakarta memiliki banyak PTS dan PTN. Ia menyebutkan, hingga saat ini di Yogyakarta terdapat 107 PTS, 96 persen dari 522 program studi yang dimiliki telah terakreditasi.
Pada kesempatan itu Kasiyarno mendorong perguruan tinggi meningkatkan sumber daya yang dimiliki. Tujuannya, mampu mempersiapkan mahasiswa dalam berkompetisi menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015. "Perlu meningkatkan sumber daya baik dosen, karyawan, maupun fasilitas kampus," ujarnya.
Selain meningkatkan sumber daya yang ada, untuk meningkatkan daya saing, perguruan tinggi juga perlu meningkatkan tata kelola yang baik. Yakni, meliputi penjaminan mutu, akreditasi nasional dan internasional. "Audit internal serta eksternal kampus juga diperlukan untuk meningkatkan mutu pendidikan," kata Kasiyarno.
Bantuan bus
Selain itu, Kementerian Perhubungan memberikan bantuan sebanyak 40-50 unit bus per tahun yang dimulai sejak 1984 sampai sekarang untuk sekolah dan perguruan tinggi. Kasubdit Lalu Lintas Perkotaan Ditjen Perhubungan Darat Jujun Endah Wahyuningrum mengatakan hal itu di sela-sela memberikan bantuan satu unit bus untuk Universitas Islam Batik (Uniba) Solo, Senin.
Ia mengatakan bahwa satu unit bus yang diberikan kepada Uniba ini merupakan anggaran 2013. Melalui bantuan sarana transportasi itu diharapkan bisa membantu kelancaran kegiatan bagi mahasiswa di kampus tersebut.
Rektor Uniba Endang Sitirahayu mengatakan, dengan bantuan bus dari Kementerian Perhubungan ini akan meringankan beban kampus untuk melakukan kegiatan bagi mahasiswa. "Sebelum mendapat bantuan bus, setiap ada kegiatan, mahasiswa keluar menggunakan bus umum, tetapi sekarang sudah tidak lagi," ujarnya. antara ed: muhammad hafil