PADANG – Rektor Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatra Barat (Sumbar), Prof Tafdil Husni menyatakan, pihaknya menyadari pencapaian kampusnya belum maksimal. Meski meraih peringkat ke-12 di Dikti, Unand tidak masuk dalam 10 besar pada empat kategori, yakni penelitian, SDM, pendidikan pengajaran, dan prestasi mahasiswa.
Bahkan, untuk indikator kualitas SDM Unand kalah dari perguruan tinggi provinsi tetangga, UNIB Bengkulu, yang bercokol di 10 besar. "Dari segi akreditasi prodi (program studi), pencapaian Unand masih jauh dari memuaskan akibat masih banyaknya nilai C," kata dia, di Padang, Kamis (7/1).
Selain itu, hingga saat ini belum ada satu pun prodi atau fakultas di Unand yang memiliki akreditasi internasional. Peluang terdekat dimiliki delapan prodi yang akan diorbitkan ke akreditasi tingkat regional atau AUN-QA, selain juga Fakultas Teknik melalui ABET.
Menurut dia, ada beberapa target dan sasaran untuk mengembangkan Unand menuju perguruan tinggi berkelas. Salah satunya adalah mengembangkan SDM staf pengajar dan meningkatkan kualifikasinya , semisal dosen yang bergelar doktor didorong untuk menjadi profesor dan yang bergelar magister didorong menjadi doktor. Selain kualifikasi, tambahnya, dosen juga didorong melakukan penelitian sebanyak-banyaknya bahkan hingga terindeks internasional.
Sementara itu, salah satu mahasiswa Unand, Lisa Oktria, mengatakan, yang perlu dimaksimalkan Unand yakni potensi mahasiswa dan pelayanan oleh pegawai. Menurut dia, mahasiswa perlu diberi sarana-prasarana secara maksimal agar bisa memunculkan keseluruhan potensinya. Terkait pelayanan, kata dia, seluruh pegawai di semua bidang perlu mendapat pembinaan yang ketat dalam hal melayani tamu atau mahasiswa.
Dia mengatakan, institusinya masih harus membenahi berbagai sektor guna menghadapi tantangan di masa depan, terutama menjadi perguruan tinggi berbadan hukum (PTNBH). "Pencapaian Unand di 20 besar tahun lalu belumlah cukup untuk meraih 10 besar dalam empat indikator yang dinilai. Hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah," katanya.
Pertukaran Pelajar
Wali Kota Padang Panjang, Sumatra Barat, Hendri Arnis merencanakan pertukaran pelajar. Hal itu dimaksudkan untuk mempersiapkan generasi mendatang berwawasan internasional.
Dalam kegiatan pertukaran pelajar itu, sebutnya, ada sejumlah manfaat yang bisa diperoleh para siswa. Mereka akan mampu bertukar pikiran dengan pelajar lainnya di negara itu.
Ia menyebutkan, bersekolah satu semester di luar negeri pasti akan memperluas jaringan pergaulan anak-anak. Sebab, teman yang mereka temui memiliki latar belakang keluarga berbeda.
Selanjutnya, tambah Hendri, selama beberapa bulan di negeri orang, otomatis hal itu mengharuskan anak-anak mempelajari budaya negeri orang. "Berada di negeri orang selama beberapa waktu akan memberi pengalaman berharga tentang hidup dalam keberagaman budaya," jelasnya.
Untuk menindaklanjuti rencana ini, Wali Kota telah memberi kesempatan kepada Dinas Pendidikan Padang Panjang untuk mencari sekolah di luar negeri yang akan dijadikan mitra pertukaran pelajar.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Panjang, Desmon, mengatakan, pihaknya akan merintis pertukaran pelajar dan guru lebih luas lagi. "Jika kelak terjalin kerja sama ini, akan diutus siswa asal Padang Panjang sekitar 50 orang setahun ke luar negeri," katanya. Masyarakat Padang Panjang, Afrizen, mendukung rencana pertukaran pelajar tersebut untuk menambah wawasan para pelajar yang ada di daerah itu. n antara ed: erdy nasrul