BOGOR – Menristekdikti Muhammad Nasir menyatakan, pemerintah harus menjaga pembangunan infrastruktur ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) peternakan. Infrastruktur tersebut ia harap dapat menjadi prioritas dalam rencana pembangunan nasional.
"Saat ini, pembangunan peternakan diarahkan untuk mencapai terwujudnya masyarakat yang sehat dan produktif serta kreatif melalui peternakan tangguh berbasis sumber daya lokal," kata Nasir, di Bogor, Kamis (7/1).
Hal tersebut dikatakannya dalam sambutannya saat kunjungan kerja ke PT Karya Anugerah Rumpin (KAR). Dia meninjau hasil kerja sama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan PT KAR. Perusahaan tersebut mengerjakan hasil riset IB Sexing dan transfer embrio, khususnya perbaikan genetik sapi lokal, pembibitan, pembiakan, dan pembesaran sapi unggul.
Peternakan nasional diharapkan dapat menyediakan pangan yang berkualitas karena ketahanan pangan mempunyai peran strategis dalam pembangunan nasional. Menurut dia, ketahanan pangan merupakan salah satu pilar utama dalam menopang ketahanan ekonomi dan ketahanan nasional yang berkelanjutan.
Menristekdikti memahami bahwa apa yang disaksikannya merupakan proses yang panjang dalam kegiatan alih teknologi. Ia menjelaskan, proyek ini merupakan hasil sinergi antara akademisi dan kalangan usaha.
Pihaknya juga mengajak Kementerian Pertanian bekerja sama untuk pengembangan teknologi industri peternakan. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan ternak unggul, baik dari hulu ke hilir. "Dari hulu, misalnya, perbaikan genetik, produksi sperma bibit unggul, perbanyakan bibit dengan IB Sexing, dan transfer embrio, pakan konsentrat, dan teknologi penanaman hijauan pakan ternak," kata Nasir.
Sementara dari hilir, kata dia, teknologi yang dikembangkan antara lain pengolahan daging, pengolahan tulang menjadi gelatin, pengolahan kulit, dan pengolahan limbah sapi menjadi pupuk dan biogas.
Mengenai pembibitan sapi nasional ini, inovasi yang dilakukan adalah mencari bibit unggul dari F1 (genetika awal) yang kemudian diperbaiki hingga menghasilkan F2 (genetika bagus). "Setelah itu, maka dikawinkan sapi yang mempunyai genetika F2 sehingga dapat menghasilkan sapi dengan genetika F3," ucap Nasir.
Ia menjelaskan beberapa kebijakan bidang peternakan dari Kementerian Pertanian telah dibuat untuk mendukung keberhasilan tujuan pembangunan nasional. Kebijakan yang ada saat ini bertujuan untuk meningkatkan produksi peternakan nasional, meningkatkan taraf hidup peternak, dan memenuhi kebutuhan dalam negeri. Semua ini berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 1967. n antara ed: erdy nasrul