JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) akan melakukan migrasi kartu debit dari magnetik ke cip. Ini sesuai dengan arahan Bank Indonesia (BI), perbankan wajib menerapkan cip  pada kartu debit pada 1 Januari 2016.

Direktur  Consumer Banking BRI Toni Soetirto menuturkan, migrasi kartu debit dari magnetik ke cip dilakukan secara bertahap. Ia mengatakan, BRI saat ini memiliki 28 juta kartu debit. “Migrasi  tentunya harus bertahap. Cukup berat buat kita,” ujar Tony saat ditemui dalam acara Hari Pelanggan Nasional di Kantor Cabang Khusus BRI, Kamis (4/9).

BRI menargetkan, awal 2015 semua nasabah baru memiliki kartu yang memiliki cip. Untuk migrasi ini, menurut Toni, dibutuhkan biaya 1 dolar AS per kartu. Namun, kata dia, biaya tersebut belum pasti akan dibebankan pada nasabah. “Masih akan dihitung kembali,” ujarnya.

Deputi General Manager Electronic Banking Division BRI Andini Nauli Nasution menambahkan, saat ini BRI terkendala sertifikasi vendor kartu dan Anjungan Tunai Mandiri (ATM). BRI tengah menunggu lembaga sertifikasi untuk mengeluarkan sertifikasi untuk pengelola atau vendor kartu dan ATM.

Menurutnya, saat ini baru ada tiga vendor kartu yang bersertifikasi dan belum ada satu pun vendor ATM yang bersertifikasi sedangkan bank yang akan melakukan migrasi sangat banyak. “Berarti  ini jadi terbatas pemilihan kartunya,” ujarnya.

Berdasarkan data BI hingga Juli 2014, jumlah kartu ATM yang beredar sebanyak 6.775.560 kartu. Jumlah kartu ATM dan debit mencapai 89.792.808 kartu. Volume transaksi kartu debit sebesar  369.783.149 dengan nilai transaksi Rp 410,1 triliun.

Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Ronald Waas mengatakan, pihaknya terus memonitor perkembangan migrasi kartu debit dari magnetik ke cip yang dilakukan perbankan. Monitor khususnya dilakukan terhadap bank-bank besar karena jumlah kartu yang mereka terbitkan sangat banyak. Sementara, banyak bank kecil yang belum memiliki kartu debit atau ATM. rep:satya festiani ed: nidia zuraya

Ikuti Whatsapp Channel Republika